Senin, 30 November 2015 Reporter: Folmer Editor: Widodo Bogiarto 6720
(Foto: doc)
Warga Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, mengeluhkan minimnya penanganan banjir di wilayahnya. Padahal saat hujan melanda, sebagian besar Rawa Buaya kerap tergenang banjir.
Anton, warga Jalan Persada Sayang, Kelurahan Rawa Buaya mengatakan, wilayahnya kerap menjadi langganan banjir. Kondisi ini disebabkan saluran air sudah lama tidak dilakukan pengurasan.
“Endapan lumpur di saluran air sudah tebal. Maklum, sudah puluhan tahun tidak ada pengurasan. Alhasil, setiap hujan mengguyur, di tempat kami kerap jadi langganan banjir,” ujar Anton, Senin (30/11).
Secara terpisah, Lurah Rawa Buaya, Ridwan mengatakan, kondisi tersebut disebabkan sebagian besar wilayah Rawa Buaya yang dilintasi empat kali besar berada di bawah alias cekungan.
“Kali Mookervart hingga saat ini mengalami pendangkalan. Sehingga saat air kiriman datang dari Tangerang meningkat, pemukiman warga di sepanjang kali ini akan tergenang banjir,” kata Ridwan.
Ridwan mengatakan, endapan lumpur di saluran penghubung (Phb) yang menuju ke Kali Mookervart hingga saat ini juga tidak kunjung dilakukan pengurasan.
“Kalau hanya saluran penghubung dikuras endapan lumpur tanpa diiringi pengerukan di kali Mokervart sia–sia saja. Jika air meninggi di dalam kali, maka akan mengalir ke saluran penghubung. Jadi, keduanya harus dikeruk bersamaan agar efektif,” ujar Ridwan.
Ridwan menyebutkan, pihaknya telah menindaklanjuti aspirasi warga terkait antisipasi banjir dengan melayangkan surat ke Sudin Tata Air Jakarta Barat.
Surat tersebut telah dikirimkan ke Sudin Tata Air Jakarta Barat pada 13 November lalu guna meminta dilakukan perbaikan saluran air di sejumlah lokasi, yakni saluran penghubung Bojong dan penghubung sejajar Kelurahan Rawa Buaya, pembuatan saluran Jalan Viany dan Bojong Indah, pengurasan saluran penghubung di Jalan Dharma Wanita dan Persada Sayang serta saluran jalan Bojong Raya RT 05/01.
“Aspirasi warga terkait pengurasan lumpur di saluran penghubung Jalan Dharma Wanita dan Persada Sayang karena sudah belasan tahun tidak dilakukan pembersihan. Kami saat ini menuggu respon dari instansi terkait mengingat pengurasan dapat dilakukan menggunakan alat berat,” ungkap Ridwan.