Senin, 12 Mei 2014 Reporter: Nurito Editor: Lopi Kasim 4797
(Foto: Nurito)
Proyek pengerjaan sodetan Kali Ciliwung di Jl Otista III, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur menimbulkan kemacetan parah. Terlebih, banyak pengendara yang melintas tidak mengetahui adanya pengalihan lalu lintas. Akibatnya, kendaraan banyak yang terjebak di jalan tersebut.
Pantauan di lapangan, kemacetan juga terjadi hingga Jl DI Panjaitan, tepatnya di perempatan Kalimalang. Umumnya kendaraan jenis sepeda motor mencoba menerobos Jl Otista III, walaupun di setiap ujung jalan tersebut telah dipasangi rambu peringatan dan larangan melintas.
Tak hanya itu, kendaraan dari arah Kampung Melayu yang melalui Jl Otista Raya, banyak terjebak di Jl Otista III dan terpaksa memutar arah, untuk mencari jalan alternatif di kawasan tersebut. Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya kendaraan milik warga yang sengaja diparkir di pinggir jalan. Kondisi itu membuat jalan menjadi sempit dan sulit dilintasi kendaraan.
“Banyak kendaraan terjebak di Jl Otista III, sehingga memicu terjadinya kemacetan lalu lintas. Padahal sudah ada rambu larangan dan ada petugas yang mengatur lalu lintas untuk mengarahkan pengendara,” ujar Ade (25), warga RT 05/04, Senin (12/5).
Lurah Cipinang Cempedak, Ali Mansyur Siregar, mengatakan, pihaknya sudah memberikan surat edaran dua kali pada warga, yakni pada Rabu (7/5) dan Jumat (9/5). Surat berisi soal larangan parkir di pinggir jalan alternatif yang akan dilintasi kendaraan umum. Namun warga sepertinya tak menghiraukan himbauan tersebut.
“Alasannya mereka bingung mau parkir dimana lagi, ya terpaksa di pinggir jalan. Karena ada yang punya garasi tapi kendaraannya lebih dari satu. Ada juga tak punya garasi, sehingga kendaraan diparkir di pinggir jalan,” ujar Ali Mansyur Siregar.
Sebagai solusinya, kata Ali, pihaknya akan memanfaatkan badan Jl Otista III yang ditutup untuk parkir kendaraan milik warga. Itupun hanya terbatas dan khusus bagi kendaraan warga yang parkir di jalan alternatif. Hal ini untuk mengurangi kemacetan lalin di jalan jalan alternatif di kawasan tersebut.
Kepala Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Benhard Hutajulu, mengatakan, pihaknya
sudah memprediksi kemacetan tersebut. Apalagi, pada hari pertama masuk kerja, banyak yang belum mengetahui adanya pengalihan lalin. Bahkan, kemungkinan kemacetan ini akan terjadi pada hari kedua dan ketiga, karena pengendara masih banyak yang belum tahu. Walau sebenarnya sosialisasi akan penutupan jalan sudah dilakukan jauh sebelumnya.“Upaya kita adalah, dengan menambah kekuatan personil di lapangan. Kalau sekarang ada sekitar 10 anggota, kemungkinan akan ditambah menjadi 15 atau 20, untuk mengatur arus lalu lintas,” ujar Benhard.