Pembangunan Gedung Puskesmas Terkendala Harga Lahan

Jumat, 09 Mei 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 6866

Puskesmas

(Foto: doc)

Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengakui masih ada beberapa puskesmas yang belum memiliki gedung sendiri dan terpaksa mengontrak. Mahalnya harga lahan di ibu kota menjadi faktor utamanya belum adanya tempat permanen bagi beberapa puskemas.

Saya tanya sama Anda kalau cari tanah di Menteng, Gondangdia, dan Pinangsia susah tidak? Susah kan. Jadi yang belum punya terpaksa kontrak dulu

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan, standarnya setiap kelurahan di ibu kota harus ada puskesmas kelurahan. Namun, lantaran mahalnya harga lahan di ibu kota, sehingga di beberapa kelurahan gedungnya masih menyewa alias kontrak.

Dien menyebutkan, beberapa puskesmas yang gedungnya masih mengontrak diantaranya yakni Puskesmas Kelurahan Menteng, Gondangdia, dan Pinangsia. "Saya tanya sama Anda kalau cari tanah di Menteng, Gondangdia, dan Pinangsia susah tidak? Susah kan. Jadi yang belum punya terpaksa kontrak dulu," kata Dien, Jumat (9/5).

Menurut Dien, hal itu dilakukan agar tetap dapat melayani masyarakat. Sambil menunggu adanya lahan dari fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos fasum) yang tidak terpakai maka lebih baik menyewa gedung. "Sambil nunggu kalau ada fasos fasum yang tidak kepakai kita gunakan," ujarnya.

Sementara untuk puskesmas kelurahan Rawa Badak Selatan di Jakarta Utara, rencananya akan menggunakan lahan bekas gelanggang olahraga (GOR). "Kalau perlu ada di Jakarta Utara yang bekas GOR kita kan numpang disitu, minta saja tanahnya seluas 400 atau 500 meter persegi kita jadikan puskesmas," tuturnya.

Sementara itu, Dien mengaku akan ada 18 puskesmas kecamatan di ibu kota akan dinaikkan statusnya menjadi rumah sakit tipe D. Sehingga dapat menambah jumlah tempat tidur untuk pasien kelas 3. Nantinya pasien yang menderita DBD, tipes, dan diare akan dirawat di rumah sakit tipe D ini.

Hal ini, dilakukan untuk mendukung program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang saat ini telah melebur menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebab, dengan adanya program tersebut jumlah pasien di ibu kota melonjak tajam.

"Dengan demikian kita tidak bergantung lagi dengan rumah sakit swasta. Karena susah kalau terus seperti ini (dibilang penuh), kita tidak bisa memberikan pelayanan," tandasnya.

BERITA TERKAIT
gudang obat rio selatan

Gudang Obat Puskesmas Jadi Lapak Pemulung

Jumat, 09 Mei 2014 5891

RSUD Tarakan

Dinkes DKI Akan Pulangkan Uang Fauzan

Jumat, 09 Mei 2014 7423

puskesmas koja dok bjcom alfurqon

Puskesmas Rawa Badak Selatan Tak Layak

Selasa, 06 Mei 2014 5061

Penderita Chikungunya Jakarta Barat

13 Warga Semanan Terserang Chikungunya

Senin, 28 April 2014 3477

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468519

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307258

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285067

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283964

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282638

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks