Sabtu, 21 November 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Lopi Kasim 10554
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjaha
ja Purnama meminta Inspektorat dan Bappeda melakukan audit penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk genset pompa pengendali banjir. Pasalnya, dirinya sering mendapat laporan BBM di lapangan tidak dipakai dan tidak diketahui keberadaannya.Seperti saat pengajuan pembelian BBM untuk genset Bidang Aliran Tengah Dinas Tata Air DKI Jakarta dalam Kebijakan Umum APBD Plafon dan Prioritas Anggaran (KUA-PPAS) 2016, secara keseluruhan mengajukan pembelian 209.500 liter solar. Jumlah tersebut menurut Basuki tidak masuk akal karena seluruh pompa di aliran tengah sudah tersambung aliran listrik.
Jika menggunakan solar saat terjadi pemutusan aliran listrik, menurut Basuki tidak membutuhkan solar demikian banyak. Dicontohkan, seandainya seluruh 17 mesin genset dipergunakan selama 24 jam setiap hari hanya membutuhkan 244.800 liter solar.
"Banyak pompa di aliran tengah nggak pakai genset loh. Perhitungan kita itu asumsi dengan genset besar dan kerja 24 jam selama 30 hari, masa tidak jauh dengan ajuan bapak," tegas Basuki, dalam rapat pimpinan, Jumat (20/11) malam.
Dari perhitungan Basuki, setiap hari penggunaan genset untuk pompa tidak lebih dari 10 jam. Kalaupun sekedar dihidupkan untuk melakukan pemanasan diperkirakannya tidak akan habis 20 liter setiap mesin.
"Masa setiap hari 10 jam, saat musim penghujan pun tidak sampai 10 jam. Saya terima laporan banyak pencurian saya minta ini diaudit," tandasnya.