Jumat, 20 November 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Lopi Kasim 8533
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama kembali menyoroti anggaran yang diusulkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Kali ini, Ahok, sapaan akrabnya mempertanyakan anggaran perawatan pompa pengendali banjir oleh Dinas Tata Air DKI Jakarta, sebesar Rp 153 miliar.
Berkaca dari tahun sebelumnya, yang menganggarkan sebesar Rp 128 miliar, kondisi pompa hingga jelang penghujan masih banyak yang alami kerusakan.
Secara keseluruhan, terdapat 532 pompa pengendali banjir yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Dari hasil pengawasan lapangan yang dilakukan oleh Basuki, sekitar 80 dari pompa-pompa tersebut mengalami kerusakan.
"Di lapangan, hampir 80 persen mesin pompa tidak diservis. Pertanyaan saya, dikemanakan uang Rp 128 miliar, kenapa pompa tidak dikerjakan?" tanya Basuki dalam rapat pimpinan (rapim), Jumat (20/11).
Menurut Basuki, jelang akhir tahun ini dirinya mendapat laporan dari lurah banyak pompa yang belum juga diperbaiki. Untuk itu, Basuki mempertanyakan besaran usulan anggaran perawatan pompa tahun 2016 yang mencapai Rp 135 miliar tersebut.
"Seharusnya Anda beli pompa genset paham kapan rusaknya. Siapa mau tanggung jawab ngabisin duit banyak ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Tri Djoko Sri Margianto mengakui, sebelumnya dalam melakukan pembelian pompa pihaknya tidak mencantumkan jaminan kerusakan. Alhasil, setelah dibeli tidak mendapat jaminan dari distributor. Ke depan pun, Tri mengakui harus ada perbaikan sistem perawatan.
"Kesalahan kita kemarin dalam pembelian diskontinyu. Ke depan memang harus dibuat SOP perawatan, kondisi barang hingga modus kerusakan sehingga bisa disiapkan spare part-nya," ungkapnya.