Kamis, 08 Mei 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 7070
(Foto: Muhammad Jamaluddin)
Setelah 22 tahun tidak dibersihkan, salah satu simbol Jakarta yakni Monumen Nasional (Monas) kembali dimandikan. Bentuk Monas yang unik, membuat ada beberapa bagian yang sulit untuk dibersihkan, salah satunya bagian bawah cawan.
General Manager PT Karcher Indonesia, Roland Staehler, mengatakan setelah tidak dibersihkan sejak 1992 lalu, kondisinya sangat kotor. Terutama dibagian bawah cawan, karena tidak terkena air hujan, sehingga kotoran menumpuk. "Yang paling kotor bawah areal cawan karena tidak terkena air hujan," kata Roland, di sela-sela aksi pembersihan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (8/5).
Bagian lain yang juga sulit dijangkau yakni bagian leher dari Tugu Monas, yang bentuknya menyerupai cawan namun ukurannya lebih kecil. Sementara, untuk bagian lain Monas dapat ditangani dengan baik. Kendala lain yang akan dihadapi yakni cuaca. Sehingga diharapkan selama pembersihan cuaca bisa bersahabat.
"Sebenarnya kita mengharapkan cuaca bersahabat ya. Kemudian ada sedikit tantangan karena yang paling sulit dijangkau selama ini adalah bagian leher dari tugu dan anjungan puncak Monas. Itu tantangan paling besar, makanya kita harapkan berjalan lancar dan kita segera membersihkan," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan tim teknisi Karcher, kotoran yang menempel di cawan dan Tugu Monas berasal dari debu dan polusi udara Jakarta. Sehingga menyebabkan bagian tugu dan bawah puncak yang terbuat dari marmer Italia itu menjadi kusam, berminyak, dan berwarna kehitaman. Setelah selesai dibersihkan, tim pembersih akan mengeringkan sisa-sisa air yang kotor dengan mesin sikat pengering BD 530 Ep. Rencananya, pada 16-18 Mei 2014 mendatang, finalisasi pembersihan serta pembongkaran instalasi pembersihan.
Teknologi pembersih yang digunakan yakni untuk dinding cawan bawah Monas adalah High Pressure Washer HDS 6/14 C. Kemudian, untuk pembersihan di badan Tugu Monas, dibersihkan dengan alat High Pressure Washer HDS 12/18-4 S. Sementara pembersihan bagian lantai Monas menggunakan Scrubber Drier BD 530 EP, bagian tangga menggunakan HD 7/11-4, dan untuk menyedot genangan air menggunakan alat Wet and Dry Vacuum Cleaner NT 35/1 AP.
Berdasarkan pengalamannya membersihkan monumen dan menara bersejarah kesulitannya berbeda-beda. Sehingga sesuai dengan kotoran yang menempel harus dianalisis terlebih dahulu bahan yang digunakan untuk membersihkan. "Polusi, minyak, debu lengket, itu sulit dibersihkan. Jadi, berdasarkan analisis seperti itu, kita dapat menentukan bahan apa yang akan kita gunakan untuk membersihkan dan memberi hasil yang terbaik," kata Roland.
Selain membersihkan Monas, pihaknya juga membersihkan monumen dan menara bersejarah lainnya di dunia, seperti Menara Eiffel dan Mount Rushmore. Ia memberi contoh, misalnya saat pembersihan proyek Mount Rushmore. Banyak kotoran menempel di batu-batuan.
Cawan Monas mulai dibersihkan Senin (5/5) lalu. Sementara pembersihan Tugu Monas dimulai hari ini, Kamis (8/5) ini hingga 18 Mei mendatang. Saat dilakukan pembersihan, kawasan cawan dan puncak Monas akan ditutup untuk umum. Sementara pengunjung masih dapat mengunjungi area wisata lainnya, seperti area ruang kemerdekaan, museum Monas, dan Taman Monas. Pembersihan di tahun ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan Kaercher.
Pembersihan tugu Monas akan menjadi tontonan menarik bagi pengunjung. Sebab, tugu Monas akan disemprot dengan air bertekanan tinggi. Sebanyak 20 tenaga ahli dan teknisi berpengalaman dari Karcher akan memanjat tugu sambil membersihkan badan tugu yang menjadi ikon ibu kota ini.