Kamis, 12 November 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 8600
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Sebanyak 25 aparatur kelurahan dan kecamatan dari wilayah Makasar, Cipayug dan Ciracas, ikut pelatihan penggunaan Radio Trunking Digital yang digelar Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan (Sudin Kominfomas) Jakarta Timur.
Dalam bimbingan teknis (Bimtek) yang digelar di ruang rapat Kantor Penanggulangan Bencana tingkat Kota (KPBK), Kantor Wali Kota Jakarta. Timur ini, para peserta diajarkan tentang istilah dan kata sandi daam berkomunikasi dengan radio dan handy talkie (HT) trunking.
"Untuk HT yang konvensional atau analog yang kita gunakan dari tahun 80-an perbedaan dengan digital sangat signifikan. Jadi kalau di analog itu, satu frekuensi hanya menghasilkan satu channel atau satu grup, kalau di HT trunking ini, satu frekuensi bisa banyak grup," kata Aam, selaku Pelaksana Telekomunikasi Dinas Kominfomas Provinsi DKI Jakarta, Kamis (12/11).
Dikatakan Aam, Provinsi DKI Jakarta telah membangun 29 menara Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di lima wilayah, sembilan diantaranya ada di Jakarta Timur.
Dai menyarankan, semua pemegang radio trunking aktif menggunakan supaya bisa diketahui kondisi jaringan mana saja yang tidak dapat menerima frekuensi atau
blank spot."Sarana ini lebih baik karena kita terjun langsung ke lokasi kecamatan di mana berada, kita bisa lihat data konkret di situ ada sinyal atau tidak ada sinyal. Itu bisa buat masukan kita ke depan. Setelah hasil bimtek ini, kita survei ke lapangan juga, sehingga kekurangannya bisa disampaikan ke pimpinan untuk menyempurnakan," tandas Aam.