Selasa, 06 Mei 2014 Reporter: Ari Cleofatra Fernandea Editor: Lopi Kasim 5421
(Foto: Nurito)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama, mengatakan, meninggalnya Renggo Kadafi (11), siswa SDN 09 Pagi, Makasar, Jakarta Timur, yang diduga dianiaya seniornya merupakan cerminan rendahnya kinerja pihak sekolah. Peristiwa tersebut terjadi karena lalainya pihak sekolah, baik itu kepala sekolah maupun para guru dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Dirinya, kata Basuki, sangat menyayangkan terjadinya kasus tersebut. Pasalnya, pemukulan dan penganiayaan terhadap Renggo terjadi tepat disamping kantor kepala sekolah.
"Saya bilang, saya nggak bisa menyalahkan kalau dalam penelitian bahwa itu ada kelalaian kepala sekolah dan guru. Di samping kantornya lagi dipukulin," ujar Basuki di Balaikota, Selasa (6/5).
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, kasus penganiyaan yang dilakukan SY bukan merupakan kasus penganiayaan SY pertama. Ia menduga terdapat korban penganiyaan lainnya akibat ulah SY.
"Anak itu sudah terbukti 13 Tahun (SY), itu bukan cuma satu korbannya," ucap Basuki.
Untuk menangani kasus itu, lanjut pria yang akrab disapa Ahok itu, Pemprov DKI Jakarta telah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, untuk mengungkap serta meneliti kasus penganiyaan dilingkungan pendidikan tersebut. Basuki menganggap, pihak sekolah terlalu cuek dalam memperhatikan anak didiknya.
"Terus dia ngapain? Cuek banget. Ya tinggal diteliti aja. Urusan kepala dinas deh," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala SDN 09 Pagi, Sri Hartini, mengaku pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap anak didiknya. Menurut Sri, saat itu telah ada guru piket yang biasanya berkeliling.