Selasa, 03 November 2015 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 2729
(Foto: Nurito)
Kasus penghadangan truk sampah milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, berimbas pada jam buang, secara otomatis menambah volume sampah yang tidak dapat terbuang di Jakarta Timur.
Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur, Wahyu Pudjiastuti mengatakan, hari kedua kasus penghadangan truk sampah di Bekasi, memang belum begitu terasa. Kemungkinan akan mulai terasa pada hari ketiga atau Rabu (4/11) besok.
Dia menambahkan, saat ini ada 150 ton sampah di wilayah Jakarta Timur yang belum terbuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
“Produksi sampah di Jakarta Timur rata-rata per hari 1.800 ton. Namun yang terbuang hanya 1.500-1600 ton per hari, sehingga tersisa 10-15 persennya,” ujar Wahyu Pudjiastuti, Selasa (3/11).
Tersisanya sampah yang tidak terbuang ke TPST Bantargebang ini disebabkan banyak faktor. Antara lain, terbatasnya waktu pembuangan, minimnya armada dan sumber daya manusia (SDM) yang ada, serta adanya penghadangan truk di Cileungsi.
“Ibaratnya, yang terangkut dua rit kini jadi satu rit. Otomatis kan jadi ada yang tersisa. Nah yang tersisa itu kita inapkan di depo-depo yang ada,” tandas Wahyu.