Kamis, 01 Mei 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 6492
(Foto: doc)
Lantaran kecewa dengan kebijakan manajemen Ancol Taman Impian, ratusan sopir tasi yang tergabung dalam Font Transportasi Jakarta (Frontjak) menutup gerbang utama pintu masuk kawasan wisata Ancol, Kamis (1/5). Sebagai bentuk protes, para sopir taksi itu memarkairkan taksinya tepat di gerbang utama hingga menutup akses pengunjung Ancol. Alhasil, pengunjung pun dialihkan ke pintu masuk lainnya untuk memasuki kawasan wisata tersebut.
Aksi para sopir sendiri dipicu oleh kebijakan manajemen yang mewajibkan taksi tanpa penumpang yang ingin masuk kawasan Ancol membayar retribusi. Kebijakan tersebut sudah berlangsung sejak sepekan ini. Padahal, sebelumnya para sopir taksi bebas keluar masuk Ancol tanpa harus membayar retribusi.
Sekjen Frontjak, Yanto mengatakan, aksi ini merupakan bentuk protes para sopir terhadap pengelola Ancol. "Padahal sejak dulu tidak ada kebijakan demikian. Baru seminggu ini saja dib
erlakukan kebijakan seperti ini," keluhnya, Kamis (1/5).Kebijakan tersebut dinilai cukup memberatkan sopir taksi karena wajib membayar Rp 20 ribu meski dalam keadaan tanpa penumpang. "Hari ini 300 anggota kita yang membawa 100 mobil tasi memblokade gerbang utama Ancol. Tadi pihak manajemen sudah menemui dan besok katanya akan ada kepastian," katanya.
Wakapolsek Pademangan, AKP Cahyo menuturkan, pihaknya menerjunkan 100 personel untuk menjaga aksi demo yang dilakukan ratusan sopir taksi dari berbagai perusahaan tersebut. "Tadi sudah kita beri pemahaman dan setelah ditemui manajemen para sopir mau mengerti," ucapnya.
Sementara itu, Coorporate Comunication Manager PT Ancol Taman Impian, Meiti Yan Harahap menambahkan, aksi ini hanya merupakan kesalahpahaman saja. Sebab, kebijakan yang dikeluarkan pihaknya lebih dimaksudkan menertikan taksi yang ingin memasuki kawasan Ancol. "Para perusahaan taksi silahkan mengisi form yang kami sediakan untuk dapat masuk tanpa tiket. Langkah ini kita lakukan demi kenyamanan pengunjung juga," tandasnya.