Kamis, 01 Mei 2014 Reporter: Folmer Editor: Lopi Kasim 3748
(Foto: doc)
Memperingati Hari Buruh Sedunia atau yang biasa disebut May Day, ribuan guru honorer juga turut serta dalam aksi demonstrasi di depan Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (1/5). Dalam aksinya, para guru honorer menuntut pemerintah segera mengangkat mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Kami mendukung capres dan cawapresnya, ayo Pak Jokowi, ayo Pak Prabowo, setelah salah satu dari mereka terpilih kemudian kita ber-MoU," ujar seorang guru honorer dari Bogor, Kamis (1/5).
Pemerintah, katanya, selama ini hanya sekadar memberi janji tanpa ada bukti. Padahal, sebagian besar guru honorer telah mengabdi hingga 20 tahun.
"Hingga kini kami belum mendapat kesejahteraan. Aksi demo ini sebagai bentuk perlawanan kita kepada Presiden," katanya.
Selain itu, lanjutnya, aksi guru honorer ini sebagai bentuk perlawanan perbudakaan yang dilakukan oleh lembaga negara.
"Apa kata dunia, pemerintah Indonesia masih melakukan perbudakan terhadap honorer yang mengabdi di lembaga negara. Honorer hanya digaji Rp 100 ribu perbulan, negara kita kaya tapi honorernya miskin," tuturnya.
Sementara itu, Camat Gambir, Henri Perez, meminta kepada ribuan pendemo untuk tidak bertindak anarkis. "Silahkan berdemo dengan suka cita dan tidak anarkis. Tetap hormati negara dan semoga sukses," katanya.
Ribuan guru honorer ini turut serta menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara. Mereka berdatangan dari sejumlah daerah seperti Bogor, Bekasi, Pandeglang, Tangerang. Selain berorasi, mereka juga menampilkan aksi silat saat berunjuk rasa di depan Istana Negara.