Sabtu, 26 April 2014 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Widodo Bogiarto 8776
(Foto: Jhon Syah Putra Kaban)
Ratusan pedagang Lokasi Binaan (Lokbin) Pasar Munjul, Cipayung, Jakarta Timur, makin resah. Pasalnya, omset dagangan mereka terus anjlok akhir-akhir. Penurunan omset tersebut dipicu karena pembeli lebih memilih berbelanja pada pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di luar pasar.
Puluhan PKL liar yang jenis jualannya rata-rata sama dengan para pedagang di Pasar Munjul itu menempati sepanjang trotoar dan taman di depan pasar. Keberadaan mereka sepertinya dibiarkan pihak kelurahan dan kecamatan setempat. Padahal, selain merugikan pedagang resmi pasar, PKL liar itu membuat lingkungan menjadi semrawut dan mengganggu arus lalu lintas.
Seksi Pelayanan Usaha Pasar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lokbin Pasar Munjul, M Amien mengatakan, sejak awal berdirinya pasar 2004 silam, PKL liar itu sudah diberikan tempat untuk berjualan di dalam pasar. Namun, mereka justru menjual kios-kiosnya dan memilih kembali berjualan di pinggir jalan.
"Mereka hanya cari untung sesaat. Padahal saat pasar dibuka, mereka sudah menandatangani perjanjian untuk tetap bertahan di dalam pasar," kata Amien, Sabtu (26/4).
Amien juga menyayangkan sikap aparat Kelurahan Munjul dan Kecamatan Cipayung yang seperti membiarkan PKL liar itu tetap berjualan di luar areal pasar. “Sudah sering dibicarakan dengan lurah dan camat, tapi masih belum ada tanggapan dan tindakan," tukasnya.
Nurzanah (28 ), salah seorang pedagang makanan dan minuman Pasar Munjul mengaku, akibat banyaknya pedagang tidak resmi di luar pasar, berdampak penurunan omset. Karena pembeli lebih memilih berbelanja di luar pasar. Apalagi tempat berdagangnya pun berada di belakang pasar.
Sementara itu, Kepala UPT Lokbin DKI Jakarta, Orada Sinurat menjelaskan, munculnya PKL liar di luar pasar resmi akibat keterbatasan lahan berjualan. Menurutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan membangun pasar untuk menampung PKL yang selama ini membuat semrawut lingkungan luar pasar.