Kamis, 01 Oktober 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 1960
(Foto: Yopie Oscar)
Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mengirimkan sampel sapi yang terindikasi terkena antraks ke labolatorium di Subang, Jawa Barat. Hasilnya baru bisa diketahui dalam dua pekan ke depan. Selama menunggu hasil, pihaknya akan terus memantau kondisi warga yang berada di lokasi penemuan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI, Koesmedi Priharto mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil labolatorium sampel sapi. Pihaknya telah menginstruksikan puskesmas setempat untuk terus memantau kondisi warga.
"Dua minggu, baru hasil labolatoriumnya keluar," kata Koesmedi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/10).
Sapi terduga terindikasi antraks ditemukan di dua lokasi berbeda, yakni di Kelurahan Pela Mampang dan Kecamatan Jagakarsa. Namun sapi berasal dari tempat yang sama yakni dari Jatiluhur, Jawa Barat. Sapi yang mati karena mengeluarkan buih dari mulut kemudian dikubur oleh warga.
"Seharusnya dibakar, tapi untuk urusan hewan kewenangan dari Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP). Kita terus koordinasi," ujar Koesmedi.
Koesmedi mengatakan, untuk sementara dirinya belum bisa memastikan sapi mati karena antraks. Sehingga tetap harus menunggu hasil labolatorium. "Nanti hasil labolatorium sana baru akan dipastikan apakah itu antraks atau bukan. Jika benar antraks maka kita harus lebih waspada," tegasnya.
Pihaknya juga terus memantau kondisi kesehatan warga di sekitar lokasi yang ditemukan sapi terindikasi antraks. Jika ada warga yang mengalami gejala seperti panas, muntah-muntah, mulut berbusa, dan lemas, segera memeriksakan ke puskesmas dan melaporkannya.