Kamis, 17 September 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 3807
(Foto: Ilustrasi)
Pendistribusian karcis parkir kendaraan yang tak sesuai kebutuhan, dikeluhkan sejumlah juru parkir (Jukir) di Jalan Balai Pustaka, Rawamangun, Jakarta Timur.
Samidin, jukir di salah satu restoran di Balai Pustaka mengaku, selama ini sering kehabisan karcis parkir karena jumlahnya tak sebanding dengan banyaknya kendaraan yang parkir. Padahal, katanya, karcis parkir sangat dibutuhkan sebagai bukti pengenaan tarif baru parkir sebesar Rp 5.000 untuk mobil dan Rp2.000 sepeda motor.
"Satu buku itu kan 50 lembar karcis buat seminggu, tapi belum sampai seminggu sudah habis, ya terpaksa nggak minta tarif Rp 5.000 lagi kepada pengendara, tergantung yang ngasihnya aja berapa, soalnya nggak ada bukti karcis," keluh Samidin, Kamis (17/9).
Badri, jukir lainnya menimpali, adanya karcis parkir resmi meningkatkan kesadaran pengendara untuk membayar sesuai tarif, walaupun tidak signifikan. Namun, setelah karcis parkir habis, dirinya segan meminta biaya parkir seperti yang sudah ditetapkan.
"Kalau pakai karcis ada yang sesuai ada yang nggak, tapi semenjak ada karcis ada peningkatan kesadaran. Kalau nggak ada karcisnya susah, malah dipikir macam-macam, suka diomelin," ungkap pria yang sudah 30 tahun menjadi jukir di wilayah Rawamangun itu.
Pantauan Beritajakarta.com, spanduk Pemberlakuan Tarif Layanan Parkir (Pergub No. 179 Tahun 2013) terpasang di pagar pemisah jalan. Meski begitu, masih banyak pengendara yang membayar parkir tidak sesuai tarif. Samidin berharap pihak UP Perparkiran mempertimbangkan lagi soal pendistribusian karcis parkir.
"Pengen karcis dibanyakin.
Saya sih mintanya tiap hari dikasih. Apalagi di sini ramai," tandas Samidin.