Rabu, 16 September 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 3786
(Foto: doc)
Rencana pengerjaan proyek sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) kembali disosialisasikan kepada warga di tiga RW di Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (16/9). Sosialisasi dilakukan terkait lahan dan bangunan warga yang terdampak pembangunan. Sebab, direncanakan pengerjaan bagian inlet sodetan akan mulai dilaksanakan awal November mendatang.
Terhadap lahan dan bangunan terdampak, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan kebijakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014. Yakni, lahan warga maupun institusi yang bersertifikat akan dilakukan penggantian.
Kemudian terhadap warga yang bermukim di atas lahan milik Pemprov DKI akan diberikan relokasi. Sedangkan warga yang bermukim di atas lahan milik Jiwa Sraya dan seorang pemilik atas nama Hengki, akan diupayakan penggantian bangunan dari pemilik lahan.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Asbang LH) Jakarta Timur, Syofian Taher mengatakan, sosialisasi diberikan kepada warga yang sudah dibuat peta bidangnya. Dari data yang dimiliki pihaknya, ada 95 bangunan yang tersebar di RT 07/14 sebanyak 47 bangunan dan 48 bangunan di RT 06/05, Kelurahan Bidara Cina.
"Untuk yang di RW 05, ada dua warga yang memiliki sertifikat pecahan dari sertifikat Jiwa Sraya. Terhadap mereka penanganannya berbeda," ujar Syofian.
Selain 95 bidang bangunan yang sudah diinventarisir, Syofian menyebutkan, ada sekitar 200 bangunan lain di RW 04 yang belum diinventarisir. Selama ini, warga menolak pengukuran sehingga tidak dapat dibuat peta bidangnya.
"Saya juga harapannya bisa memberikan ganti untung pada warga. Tapi Pemprov DKI Jakarta terikat aturan yang tidak memperbolehkan memberikan penggantian terhadap bangunan di atas lahan pemerintah sehingga kita tawarkan relokasi," papar Syofian.
Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Fikri menambahkan, sebelumnya pengerjaan ditargetkan rampung pada April 2015 lalu. Namun karena melihat kendala, pihaknya terpaksa memundurkan tenggat hingga akhir 2015 ini.
"Sulit bagi kita untuk menunda lagi pengerjaan. Kita berharap, awal November nanti pengerjaan inlet tak lagi tertunda," tegas Fikri.