Selasa, 15 September 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Rio Sandiputra 9271
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipinang Besar Selatan (Cibesel) 20 Pagi, Jalan Panca Warga I Gg 16, RT 07/03, Jakarta Timur terganggu. Ini akibat delapan guru honorer yang seharusnya mengajar, izin untuk ikut aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.
Salah seorang wali murid, Tini (45) mengeluhkan kondisi tersebut. Sebab, anaknya yang bersekolah di kelas 4 dan 6 SDN Cibesel 20 pagi, sejak pagi tidak melaksanakan KBM dan terlantar.
"Coba lihat ini anak-anak tidak ada yang urus, sejak pagi bermain saja. Padahal bagi anak saya yang sudah kelas 6 waktu 2 hari amat berarti," katanya, Selasa (15/9).
Selain mengeluhkan kondisi terlantarnya siswa, Tini yang merupakan warga RT 12/05, Kelurahan Cipinang Muara, Jatinegara, mengkhawatirkan persiapan anaknya menghadapi Ujian Nasional (UN). Sebab, demo yang akan dilangsung PGRI untuk menuntut status guru honor menjadi PNS direncanakan berlangsung hingga besok.
"Bagaimana mau memberikan yang terbaik bagi siswa kalau sehari-hari mereka dipusingkan statusnya yang tak jelas. Akhirnya anak-anak menjadi korban," ucapnya.
Sementara Kepala Sekolah SDN Cibesel 20 Pagi, Edy Purwanto mengaku tidak dapat berbuat banyak. Sebagian dari 12 kelas yang ada, tidak dapat menggelar KBM secara normal. "Kondisi ini sudah kita informasikan ke Sudin maupun Dinas Pendidikan. Kita tak bisa menghalangi mereka menuntut kejelasan status karena sudah mengabdi mulai dari 9-12 tahun," tandasnya.
Sekolah tersebut memiliki total 320 murid dari 12 kelas. Sehari-hari, sebanyak 16 guru bertugas memberikan materi pengajaran mulai dari kelas 1 hingga 6. Namun, karena sebanyak 8 guru dan 1 tenaga penjaga sekolah yang berstatus honorer mengikut aksi demo, proses KBM sekolah terganggu.