Rabu, 16 April 2014 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 5873
(Foto: Nurito)
Sungguh kasihan nasib 10 pegawai harian lepas (PHL) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur. Batapa tidak, meski sudah bekerja keras menjaga kebersihan wilayah Jakarta Timur, namun honor mereka selama empat bulan, terhitung sejak Januari hingga April 2014 belum juga dibayar. Akibatnya, para penyapu jalan tersebut terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sandy (50), salah satu penyapu jalan mengatakan, sejak Januari lalu telah mendatangani pembuatan buku Bank DKI. Bahkan sebagai PHL, ia telah dijanjikan mendapatkan honor sebesar Rp 2,4 juta per bulan. Bahkan sampai saat ini, dia beserta rekannya belum memegang buku tabungan tersebut lantaran masih dipegang oleh oknum petugas Sudin Kebersihan Jakarta Timur bernama Cecep.
"Saya terpaksa berhutang ke tetangga karena sudah empat bulan belum terima honor. Saya berharap Pemprov DKI segera membayarnya. Setahu saya, ada sekitar 30 PHL yang bernasib seperti saya, belum mendapatkan honor sejak Januari lalu," ujar Sandy, Rabu (16/4), yang sehari-sehari bertugas mulai dari pertigaan SMAN 48 hingga perempatan Garuda, di Jl Raya Pondok Gede.
Selain memiliki hutang sebesar Rp 1,2 juta, Sandy juga terpaksa menggadaikan sepeda motornya kepada tetangganya sebesar Rp 2,5 juta dan hingga kini belum ditebus.
Dia mengaku sudah sempat menanyakan mengenai honornya kepada pegawai Sudin Kebersihan Jakarta Timur. Namun dijawab belum turun dari provinsi. Kini, Sandy terpaksa harus berjalan kaki dari rumahnya di kawasan Kampung Tengah menuju tempat dia bekerja di kawasan Pinang Ranti.
Hal senada dikatakan Sandoyo (43), PHL di kawasan UKI Cawang. Ia juga mengaku sejak Januari belum mendapatkan honor Rp 2,4 juta per bulan sebagaimana dijanjikan saat penandatanganan buku tabungan Bank DKI. Sandoyo yang tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jl Dewi Sartika Cawang juga harus berjalan kaki ke tempat kerjanya di kawasan UKI lantaran tak memiliki kendaraan.
Beruntung, istrinya bekerja sebagai tenaga pengajar di sebuah taman kanak-kanak (TK). "Alhamdulillah, istri saya guru TK. Jadi masih bisa sedikit membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup," ungkapnya.
Jam kerja ayah satu anak ini mulai dari pukul 03.30 hingga 13.00 setiap harinya. Ia berharap honor yang tertunda selama empat bulan ini dapat segera dicairkan.
Kasudin Kebersihan Jakarta Timur, Apul Silalahi, mengatakan, PHL itu terbagi dua golongan. Yakni di bawah kendali Sudin Kebersihan dan Dinas Kebersihan. Khusus untuk PHL Sudin Kebersihan, honor sudah dibayar dua bulan, Januari-Februari. Sedangkan untuk Maret kemungkinan akan dibayarkan pekan ini.
"Untuk PHL Sudin Kebersihan honornya dua bulan sudah dibayar, namun untuk PHL Dinas Kebersihan itu kan swakelola, jadi perlu ada proses administrasi yang dilengkapi. Mereka harus melengkapi lamaran kerja, fotokopi KTP, pas foto dan sebagainya. Data itu nantinya diinput di Dinas untuk proses pengambilan honor," ujar Apul.
Mengenai buku tabungan Bank DKI milik PHL yang dipegang oleh Cecep, menurutnya hal itu tak dibenarkan. Walau Cecep saat ini menjabat Kasie Kebersihan Kecamatan Makasar namun tak diperbolehkan memegang buku milik PHL. Karenanya, ia akan menegur yang bersangkutan. Saat ini, jumlah PHL di bawah naungan Sudin Kebersihan Jakarta Timur sebanyak 630 orang. Sedangkan di bawah kendali Dinas Kebersihan DKI, atau disebut sebagai tenaga swakeloa sebanyak 300 orang.