Kamis, 27 Agustus 2015 Reporter: Folmer Editor: Budhy Tristanto 3615
(Foto: Folmer)
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, berimbas pada geliat perdagangan barang elektronik di pusat perdagangan Glodok, Jakarta Barat. Beberapa pelaku bisnis di sana, mengeluhkan sepinya pembeli yang berimbas pada merosotnya omzet mereka.
Bahkan sejumlah pemilik toko di kawasan Glodok telah menutup usaha karena tidak sanggup menutup biaya operasional.
Han Sin (50), pedagang elektronik di Glodok mengaku, omzetnya menurun hingga 40 persen sejak harga nilai tukar dolar AS terus melambung dalam beberapa pekan ini.
“Sekitar dua pekan lamanya tidak ada pembeli. Omzet penjualan anjlok hingga 40 persen, beberapa pemilik toko terpaksa menutup toko karena sudah tidak bisa lagi menutupi pengeluarannya,” kata Han Sin, Kamis (27/8).
Dia mengungkapkan, bila kondisi serupa masih terus berlangsung hingga September mendatang, dirinya berniat menutup toko miliknya sementara waktu.
“Ibaratnya , tinggal menghitung hari saja. Kalau sampai September 2015 tidak ada perubahan, ada kemungkinan saya akan istirahat dulu (tutup). Biaya pengeluarannya cukup besar, sementara pemasukan tidak ada. Kayaknya, sulit untuk bertahan,” ucapnya.
Acun (30), pedagang elektronik lainnya membenarkan jika penjualan barang elektronik sedang sulit akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dolar. Alhasil, harga barang elektronik impor naik, tapi di satu sisi daya beli masyarakat menurun.
“Kami berharap kepada pemerintah segera mengambil langkah penyelematan ekonomi sehingga kondisi kembali pulih. Kalau kondisi ini dibiarkan terus – menerus, pedagang Glodok bisa bangkrut,” tandasnya.