Kamis, 24 April 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 205
(Foto: Istimewa)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan menegaskan komitmennya dalam memajukan budaya Betawi sebagai bagian penting dari identitas Jakarta dan aset budaya nasional.
"Pemajuan Budaya Betawi dilakukan melalui empat pilar strategis yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan."
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan
DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary mengatakan, pelestarian dan pengembangan budaya Betawi menjadi fondasi penting dalam menyongsong Jakarta sebagai kota global.“Pemajuan kebudayaan sangat diperlukan bagi setiap bangsa sebagai akar yang memberi makna siapa kita, dari mana kita dan ke mana kita melangkah. Pemajuan Budaya Betawi dilakukan melalui empat pilar strategis yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan,” ungkap Miftah, Kamis (24/5).
Ia menyampaikan, sebagai budaya yang tumbuh dan berkembang bersama sejarah Jakarta, pelestarian dan pemajuan Budaya Betawi sangat penting agar nilai-nilai luhur, tradisi, serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya tetap hidup, relevan, dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Miftah menjelaskan, setidaknya terdapat 10 objek Pemajuan Kebudayaan Betawi yang menjadi fokus Pemprov DKI Jakarta, yaitu: Manuskrip, Adat Istiadat, Ritus, Tradisi Lisan, Bahasa, Seni, Pengetahuan Tradisional, Teknologi Tradisional, Olahraga Tradisional, dan Permainan Rakyat.
“Atas arahan Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur, Pemprov DKI Jakarta akan memasukkan Pemajuan Budaya Betawi dalam pelajaran muatan lokal di sekolah, salah satunya pencak silat sebagai ekstrakurikuler. Kita ingin anak-anak atau generasi muda dapat mencintai akar budayanya dan menjadikan budaya Betawi sebagai bagian dari kehidupan," urainya.
Lebih lanjut, Miftah menegaskan, Pemprov DKI Jakarta melindungi situs-situs budaya, mengembangkan praktik-praktik yang mulai redup, memanfaatkan sarana budaya seperti sanggar untuk edukasi publik, serta melakukan pembinaan agar komunitas budaya aktif berperan dalam berbagai kegiatan.
“Bahwa kita menyongsong kota global itu, salah satu indikatornya adalah kebudayaan. Bagaimana Kebudayaan Betawi bisa menjadi tuan rumah di Jakarta, dan kita terus mendorong Pemajuan Budaya Betawi tidak hanya di taraf nasional, tapi juga internasional,” katanya.
Miftah juga mengajak seluruh pelaku seni dan budaya di Jakarta, untuk mengurus perizinan yang diperlukan guna mewujudkan tata kelola kegiatan seni yang tertib, profesional, dan transparan.
Dia menegaskan bahwa perizinan tidak hanya soal legalitas, tapi juga bentuk perlindungan dan pengakuan bagi penggiat budaya dan pelaku seni.
“Untuk seluruh pelaku seni dan juga sanggar-sanggar yang ada di Jakarta, saya mengajak rekan-rekan semua untuk mengurus NIB ataupun izin-izin lainnya ke Mal Pelayanan Publik Provinsi DKI Jakarta, ingat urus sendiri, karena Urus Izin Sendiri itu Mudah,” tandasnya.