Rabu, 19 Agustus 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 6238
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Para pedagang daging ayam potong di beberapa pasar tradisional di Jakarta Timur, terpantau tetap berjualan normal, di tengah isu ancaman mogok massal dari rekan-rekan seprofesinya dari daerah lain.
Para pedagang mengaku memilih tetap berjualan, karena mogok massal dinilai tidak efektif menurunkan harga daging ayam potong secara drastis.
"Daripada kita gak jualan gak dapat apa-apa. Lagian mogoknya juga tidak kompak," kata Udin (43), salah satu pedagang daging ayam potong di Pasar Enjo, Jalan Pisangan Lama II, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (19/8).
Udin mengaku, kenaikan harga daging ayam potong sudah mulai berlangsung sejak Ramadan kemarin. Sebelumnya harga daging ayam potong berkisar Rp 20 ribu per kilogram, namun saat ini sudah mencapai Rp 35 ribu per kilogram.
"Sejak harga ayam naik memang terjadi
penurunan omzet hingga 40 persen," jelas Udin.Sekitar 50 pedagang daging ayam potong di Pasar Perumnas Klender di Jalan Teratai Raya, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, juga masih beroperasi normal.
"Pedagang tetap berjualan seperti biasa, cuma mereka memangkas sedikit keuntungannya agar jualannya tetap laku," ujar H Arif, Manajer Unit Pasar Besar (UPB) Perumnas Klender.
Menurut Arif, mayoritas konsumen daging ayam potong di Pasar Perumnas Klender ini merupakan pengusaha katering dan restoran yang membutuhkan banyak pasokan daging ayam potong setiap harinya.
"Pedagang mau tidak mau harus tetap memasok agar tidak dikenakan penalti," tutur Arif.