Jumat, 21 Februari 2025 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 354
(Foto: Andri Widiyanto)
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI, Andri Yansyah, resmi menutup Festival Olahraga bertajuk Mendobrak Batas di Gelanggang Remaja Jakarta Timur (GRJT), Jumat (21/2).
"Ini untuk menghadapi Peparnas XVIII 2028 di NTT dan NTB,"
Penutupan ditandai dengan menyanyikan lagu ''Padamu Negeri' yang diikuti seluruh peserta festival, orangtua atau pendamping dan jajaran Dispora DKI Jakarta.
Andri Yansyah mengatakan, festival olahraga ini untuk mencari bibit-bibit atlet disabilitas berkualitas. Sekaligus untuk menjaring calon atlet yang bertanding di 20 cabang olahraga Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas).
Disebutkan Andri Yansyah, saat Peparnas XVII di Solo 2024 lalu, ada tujuh dari total 20 cabang olahraga yang tidak diikuti kontingen DKI. Masing-masing adalah Balap Sepeda, Sepak Bola, Goalball, Volli Duduk, Taekwondo, Basket Kursi Roda dan E-sport.
Di ajang ini, ungkap Andri Yansyah, Tim DKI hanya ikut 13 cabor yaitu, Para Renang, Para Tenis Meja, Para Atletik, Para Bulutangkis, Para Kursi Roda, Para Panahan, Boccia, Para Menembak, Judo Tuna Netra, Para Catur, Angkat Berat, Tenpin Bowling dan Anggar Kursi Roda.
"Dengan adanya pencarian bakat, bibit-bibit atlet penyandang disabilitas DKI Jakarta, Insyaallah besok kita (DKI ) akan memenuhi kekurangan tujuh cabang olahraga yang belum ikut," papar Andri Yansyah.
Ditambahkan Andri Yansyah, tahun ini pihaknya sudah membuat perencanaan pembangunan sarana dan prasarana olahraga untuk penyandang disabilitas di Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat. Termasuk asrama juga dibangun agar atlet betul-betul fokus latihannya. Bahkan, menu makanan keseharian atlet juga diperhatikan.
"Ini untuk menghadapi Peparnas XVIII 2028 di NTT dan NTB," imbuh Andri.
Dari festival ini, Andri Yansyah merasakan puas karena kegiatan berjalan dengan baik. Diharapkan kegiatan ini betul-betul bisa diketuktularkan di daerah lain. Sehingga semangat pelaksanaan Peparnas bisa lebih semangat lagi yang dilakukan di tingkat dunia.
"Dalam melakukan rekrutmen, kami gandeng Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan. Karena mereka yang mempunyai SDM-nya." tukasnya.
Sementara, Ketua Panitia Festival Olahraga bertajuk Mendobrak Batas, Benedict P. B. Lamere menambahkan, festival ini merupakan program yang digagas NPC Indonesia dalam rangka mencari bibit atlet potensial untuk menjadi aset olahraga prestasi disabilitas Indonesia.
"Sasaran pencarian bibit atlet adalah warga disabilitas remaja dan muda di wilayah DKI Jakarta, berusia 10 - 23 tahun," kata Benedict.
Dari festival ini, ungkap Benedict, akan diambil 60 calon atlet yang dinyatakan lolos seleksi, sesuai dengan kuota per provinsi yang ditetapkan oleh NPC Indonesia.
Jumlah ini merupakan batasan minimal dan maksimal dan akan ditentukan dengan memperhatikan hasil dari asesmen yang dilakukan.
Para calon atlet akan dilakukan profiling dan dilanjutkan dengan proses asesmen yang meliputi klasifikasi disabilitas, pengukuran anthropometrik serta kemampuan kerja fisik.
"Proses ini akan dilakukan secara ketat oleh tim medis, recovery, dan pelatih, serta diawasi secara langsung oleh tim teknis dari NPC Indonesia," tandasnya.