Senin, 10 Februari 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 495
(Foto: Ilustrasi)
Perekonomian DKI Jakarta tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) pada triwulan IV 2024, meningkat dari 4,93 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan terutama didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh positif 5,14 persen (yoy), ditopang oleh HBKN Nataru dan berbagai event MICE, meski sedikit lebih rendah dibanding triwulan III.
" Sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,"
Investasi meningkat menjadi 7,54 persen (yoy) sejalan dengan proyek strategis pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun. Ekspor turut menguat menjadi 14,66 persen (yoy), terutama didorong oleh ekspor otomotif, pakaian, aksesori, produk kimia, logam mulia, dan perhiasan.
Sementara, konsumsi pemerintah melambat menjadi 5,20 persen (yoy) salah satunya disebabkan oleh front-loading belanja Pemilu pada awal tahun.
“Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) juga tumbuh lebih rendah di 6,84 persen (yoy), seiring dengan berakhirnya periode kampanye Pilkada pada pertengahan triwulan IV,” ungkap Arlyana Abubakar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Senin (10/2).
Ia mengatakan, dari sisi Lapangan Usaha (LU), LU Perdagangan mencatat pertumbuhan 7,26 persen (yoy), didorong aktivitas masyarakat selama HBKN Nataru. LU Konstruksi menguat menjadi 9,39 persen (yoy), selaras dengan kenaikan investasi.
LU Infokom naik 4,36 persen (yoy), ditopang tingginya penggunaan data dan internet pada akhir tahun. LU Industri Pengolahan tumbuh 1,35 persen (yoy), sedikit naik dari triwulan sebelumnya seiring perbaikan ekspor otomotif dan kebutuhan dalam negeri.
“LU Jasa Keuangan melambat menjadi 2,60 persen (yoy), sejalan dengan turunnya penyaluran kredit,” katanya.
Arlyana menyampaikan, secara keseluruhan, perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2024 tumbuh 4,90 persen (ctc), sedikit lebih rendah dari tahun 2023 (4,96 persen; ctc) dan di bawah rata-rata nasional (5,03 persen; ctc).
Ia menilai, pertumbuhan sepanjang tahun tetap ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, dan Ekspor, dengan dukungan lapangan usaha utama seperti Perdagangan, Konstruksi, Infokom, serta Industri Pengolahan.
“Ekonomi Jakarta pada triwulan I 2025 diperkirakan tetap tumbuh kuat, terindikasi dari hasil survei konsumen dan survei kegiatan dunia usaha (SKDU) Bank Indonesia yang tetap positif,” ucapnya.
Selain itu, dari sisi permintaan didukung dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk enam bulan ke depan yang masih optimis dengan nilai indeks 141,1 nilai ini meningkat dari triwulan sebelumnya (139,8), ditopang oleh lebih baiknya ekspektasi ketersediaan lapangan kerja ke depan dan meningkatnya perkembangan kegiatan usaha.
Selain itu, terdapat 23 event musik internasional serta delapan event olahraga yang diselenggarakan di Jakarta pada triwulan I 2025 yang akan mendorong konsumsi RT lebih lanjut.
“Dari sisi LU, kuatnya pertumbuhan akan didorong oleh LU Perdagangan, Konstruksi, Jasa Keuangan, dan Jasa Perusahaan seiring meningkatnya keyakinan pelaku usaha yang tercermin dari prakiraan kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) SKDU untuk keempat LU tersebut,” ungkapnya.
Arlyana menjelaskan, berlanjutnya pembangunan proyek multitahun pemerintah seperti MRT dan LRT, pembangunan proyek PSN 2025 di DKI Jakarta, serta proyek lainnya turut mendorong ekonomi Jakarta pada Triwulan I 2025.
Ia menyampaikan, pertumbuhan juga didorong oleh kebijakan makroprudensial longgar untuk mendorong penyaluran kredit seperti KLM, RIM, dan LTV.
“Sejalan dengan itu, Pemerintah juga mengimplementasikan beberapa kebijakan seperti KUR, KPR FLPP serta insentif pajak yang mendorong penyaluran kredit properti dan kendaraan bermotor,” katanya.
Ia menambahkan, digitalisasi di Jakarta terus menguat tercermin dari volume transaksi QRIS yang tumbuh 167 persen yoy, dengan pangsa Volume QRIS Jakarta yang signifikan terhadap Nasional mencapai 32 persen.
Menurutnya, pertumbuhan akseptasi QRIS tersebut terutama pada sektor Akmamin, Perdagangan, dan Jasa Perusahaan, dengan tetap mendorong pemerataan volume transaksi QRIS secara spasial.
“Selain itu, Pemprov DKI Jakarta semakin digital tercermin pada indeks elektronifikasi transaksi pemda (IETPD) Jakarta yang semakin meningkat pada Semester II 2024 yaitu sebesar 99,8 persen (skala 100 persen),” ucapnya.
Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor perkembangan berbagai indikator perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
“Sinergi dengan Pemprov DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Jakarta di berbagai sektor guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan, serta mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing,” tandasnya.