Jumat, 07 Februari 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Toni Riyanto 505
(Foto: Ilustrasi)
Menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi curah hujan di atas normal selama Februari 2025 yang dapat memicu gerakan tanah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike meminta seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Disosialisasikan dengan baik, tidak menimbulkan kepanikan-kepanikan"
Ia mengimbau masyarakat agar melaporkan kepada aparat pemerintahan setempat jika di wilayahnya rawan terjadi longsor.
"Kita harus mengantisipasi, kalau memang ada indikasi-indikasi ada yang kira-kira bakal longsor atau yang mungkin ada curahan hujan tinggi yang bisa mengakibatkan pergerakan tanah itu harus segera menginformasikan agar kita bisa mengantisipasi," ujarnya, Jumat (7/2).
Yuke menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengidentifikasi potensi longsor di lingkungan tinggalnya. Informasi terkait potensi longsor juga perlu disosialisasikan secara masif kepada masyarakat, mengingat tidak semua warga memiliki akses atau terbiasa memantau informasi dari BMKG maupun BPBD.
"BMKG, BPBD, serta kalau ada Kampung Tanggap Bencana dan lain-lain sudah mengimbau jauh-jauh hari terkait potensi itu dengan melibatkan aparat setempat, termasuk juga kelurahan, RT, RW untuk memantau setiap lokasi yang rawan longsor, khususnya di pinggiran kali," terangnya.
Selain itu, Yuke juga menekankan pentingnya pemberian pelatihan dari dinas terkait. Ia menginginkan, masyarakat semakin memahami langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan dalam menghadapi berbagai potensi bencana.
"Kementerian dan dinas-dinas terkait sudah sering pelatihan-pelatihan, sosialisasi terkait mitigasi apapun itu, baik kebakaran, bencana alam mudah-mudahan lebih paham lagi masyarakat terkait mitigasi apabila terjadi sesuatu. Sebab, Jakarta atau Indonesia sebetulnya memang wilayah rawan bencana," ungkapnya.
Yuke berharap, dengan sosialisasi yang baik, masyarakat tidak hanya menjadi lebih siap, tetapi juga tidak panik dalam menghadapi potensi bencana. Ia juga mendorong BPBD untuk menjadi motor penggerak dalam menyosialisasikan berbagai bentuk antisipasi dan mitigasi bencana kepada masyarakat.
"Kalau itu disosialisasikan dengan baik, tidak menimbulkan kepanikan-kepanikan. Jadi orang-orang bisa lebih
prepare dan siap pada saat ada kejadian-kejadian seperti itu," tandasnya.Untuk diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta telah meminta para lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal selama Februari 2025.
Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa wilayah di Jakarta berpotensi terjadi pergerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.
Beberapa wilayah di Jakarta yang berada di Zona Menengah-Tinggi berpotensi terjadinya tanah longsor, yaitu:
1. Jakarta Pusat, meliputi wilayah Kecamatan Menteng.
2. Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Kecamatan Tebet.
3. Jakarta Timur, meliputi wilayah Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, dan Kecamatan Pulo Gadung.