Sabtu, 15 Agustus 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 6779
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Ribuan warga berpartisipasi dalam pesta rakyat yang digelar Kodam Jaya di tepian Kali Ciliwung, tepatnya di belakang Markas Rindam Jaya, Jakarta Timur, Sabtu (15/8). Pesta rakyat yang diisi dengan aneka lomba itu, selain untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-70, juga untuk merangsang masyarakat agar peduli kebersihan Kali Ciliwung.
"Kegiatan ini sekaligus ditujukan untuk merubah pemahaman masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Selama ini banyak diantara warga yang hobinya membuang sampah di sepanjang sungai," ujar Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo, Pangdam Jaya.
Menurut Agus, dampak dari sampah yang dibuang warga di sungai menyebabkan penumpukan, pendangkalan dan penyumbatan aliran sehingga air meluap lalu membanjiri sekitar. Seperti yang terjadi di kawasan Kalibata, Kampung Melayu dan sekitar Roxy.
"Dulu Kali Ciliwung lebarnya 15 meter, kita lihat di tempat kita itu semua tumpukan sampah. Bahkan di Jatinegara sungainya sudah hilang tertumpuk sampah," kata Agus.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Agus mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta sejak November 2014 lalu. Selanjutnya setelah mencapai nota kesepakatan bersama Pemprov DKI, pada Desember 2014 hingga Februari 2015 lalu, sejumlah pengerjaan dilaksanakan untuk mengatasi persoalan sampah di kali.
Penanganan diantaranya, mengangkat endapan sampah yang hingga mencapai kedalaman dua meter di bantaran kali di daerah Kebon Manggis, Kampung Melalyu dan Roxy. Terhadap warga di sekitaran Kali Ciliwung pun dibagikan drum sampah di tiap rumah dan disiapkan gerobak sampah untuk mengangkut.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah mengaku, pihaknya berterima kasih atas upaya penangan kebersihan Kali Ciliwung yang dilakukan TNI. Diakuinya, selama ini DKI belum menemukan formula penanganan kebersihan Kali Ciliwung sehingga ditangani TNI.
"Bertahun-tahun DKI menganggarkan kebersihan, baru tahun ini kita kerjasama dengan Kodam Jaya menemukan formulanya. Mereka (TNI) melakukan konservasi, mempelajari kondisi lingkungan, dibuat perencanaan dan memutus sumbatan. Sekarang ini kita tinggal mengurus dan menjaga," terang Saefullah.