Kamis, 14 November 2024 Reporter: Dessy Suciati Editor: Andry 746
(Foto: Dessy Suciati)
Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin mengajak masyarakat untuk menggunakan air PAM sesuai dengan jenis golongan pelanggan.
Ia menyebut, masih ada masyarakat yang menggunakan air PAM yang tak sesuai golongannya dan digunakan untuk kepentingan usaha atau kebutuhan komersil, seperti cucian motor, tempat pengisian air isi ulang, dan WC umum.
"Ada air yang dijual buat cucian motor, buat air isi ulang, dan WC umum. Tarifnya belum berubah. Akibatnya NRW (non revenue water)-nya tinggi," kata Arief, Kamis (14/11).
Arief pun mendorong masyarakat untuk bersikap bijak. Jika air PAM yang digunakan untuk kebutuhan komersil, maka tarifnya juga perlu disesuaikan.
"Harus fair juga. Kalau itu air PAM-nya sudah dipakai untuk kebutuhan komersil, ya tarifnya jangan tarif yang rendah," ujarnya.
Ia menyadari, aktivitas masyarakat itu dilakukan untuk menaikkan perekonomian. Namun, Arief berharap usaha tersebut tidak merugikan masyarakat sekitarnya karena air bersih dibutuhkan juga oleh masyarakat lainnya
"Nanti kita persuasif tetap untuk disarankan. Kalau diambilnya lebih banyak dari satu titik dengan komersial kan kasian masyarakat lainnya. Menyadarkan masyarakat ini harus persuasif tapi bertarget," ungkap dia.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh pun mendukung jika PAM Jaya mengambil tindakan untuk menertibkan penggunaan air PAM yang tidak sesuai jenis pelanggan. Sehingga tarifnya bisa disesuaikan dengan kegiatan usahanya.
"Saya setuju ada tindakan. Kenapa diperlukan tindakan, karena kan ga fair. Misalnya ada kegiatan-kegiatan yang jatuhnya tarifnya disesuaikan tarif bawah. Tetapi pemakaiannya untuk fasilitas usaha, disalahgunakan. Artinya ini perlu penyesuaian juga," jelasnya.
Selain itu, penyalahgunaan air PAM yang tidak sesuai kategori pelanggan itu juga berdampak pada masalah kebocoran. Karena itu, Nova mendorong agar PAM Jaya melakukan kajian kembali untuk menindak penyalahgunaan tersebut.
"Hal-hal ini perlu tindakan tegasnya. Mungkin dari PAM nanti bisa mengkaji lagi. Karena masalah NRW,
kebocoran-kebocoran di tengah-tengah lapangan itu menyebabkan suply air ke masyarakat berkurang," tandasnya.