Sabtu, 09 November 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 1064
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta (IAI Jakarta) menggelar acara Jakarta Architecture Festival (JAF) 2024 di Catur Dharma Hall, Menara Astra dan Agora Mall, Thamrin Nine, Jakarta Pusat pada 9 hingga 24 November 2024.
Bertema ‘Reclaiming Identities’, festival arsitektur tahunan yang berbicara tentang perkembangan Kota Jakarta ini merupakan sebuah upaya mendefinisikan kembali identitas Jakarta menuju Sustainable Liveable Global City.
Jakarta Architecture Festival (JAF) 2024 terdiri dari beragam rangkaian kegiatan seperti conference, diskusi, eksibisi, program penjelajahan kota, program kolaborasi, serta perlombaan sketsa beragam bangunan Jakarta. Berbagai pembicara nasional maupun internasional akan turut menyampaikan pandangannya akan beragam isu di Jakarta pada festival ini.
Kepala Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda Provinsi DKI Jakarta, Iwan Kurniawan mengatakan, Jakarta Architecture Festival 2024 menjadi momen berharga dalam mengeksplorasi kekayaan arsitektur dan identitas Jakarta.
Ia menyampaikan, Jakarta segera melepaskan statusnya sebagai Ibu Kota Negara dan bertransformasi sebagai pusat perekonomian nasional dan Kota Global sebagaimana tercantum Dalam UU Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang disahkan pada 25 April 2024.
Iwan menjelaskan, Jakarta saat ini menyumbang sekitar 17 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, jika dikombinasikan dengan wilayah aglomerasi Bodetabek, kontribusi tersebut meningkat menjadi 25 persen dari PDB Nasional. Menurutnya, angka ini menggarisbawahi betapa peran Jakarta dalam perekonomian nasional sangat besar.
“Untuk mempertahankan dan meningkatkan kontribusi ini serta menjadikan Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional, diperlukan langkah-langkah yang inovatif dan konstruktif yang tentunya dapat dicapai dengan kolaborasi semua pihak termasuk Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta,” ungkap Iwan.
Ia mengatakan, saat ini, Jakarta menduduki peringkat ke-45 dari 48 kota dalam Global Power City Index (GPCI) dan masih di bawah beberapa kota besar Asia seperti Tokyo, Singapore, Seoul, Sanghai, Bangkok dan Kuala Lumpur.
Sedangkan berdasarkan Global City Index tahun 2023 Jakarta berada di posisi 74 dari 156 kota dunia. Hal ini menunjukan masih banyak aspek yang perlu ditingkatkan untuk memperkuat posisi Jakarta di kancah internasional.
Iwan menyampaikan, untuk mewujudkan visi Jakarta sebagai Kota Global, Pemprov DKI Jakarta telah merancang langkah-langkah guna meningkatkan posisi strategis Jakarta dalam Global City Index, dengan target masuk dalam 20 besar top kota dunia (global city).
“Tentunya ini PR yang sangat berat yang tidak bisa diselesaikan oleh Pemprov DKI Jakarta semata tapi semua pihak dan stakeholder, termasuk para arsitek bagaimana menjadikan Jakarta mempunyai daya tarik yang sangat tinggi dan juga sudah ditetapkan di dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah tahun 2024-2044,” katanya.
Iwan menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk memenuhi setiap karakteristik kota global yang memiliki sektor ekonomi yang kuat dan terkoneksi secara global, kapasitas riset dan inovasi yang berkesinambungan, kenyamanan sebagai kota hunian, daya tarik budaya yang menarik bagi wisatawan, lingkungan yang bersih dan berkelanjutan serta konektivitas intra dan antarkota yang efisien.
Di antara keenam karakteristik tersebut, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat menjalin terus kolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang layak huni. IAI Jakarta sangat diharapkan dalam mendukung terciptanya lingkungan kota yang nyaman dan berkelanjutan.
“Pemprov DKI Jakarta mengapresiasi IAI kontribusi positif dan peran aktif yang diberikan selama ini yang telah banyak membantu dalam merencanakan dan membangun kota Jakarta, menghadirkan ide-ide kreatif dan inovatif yang merubah wajah dan kualitas kota Jakarta. Kami berharap dalam acara ini akan lahir gagasan-gagasan baru yang inspiratif dan berdampak positif bagi kemajuan bangsa, mendukung visi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global,” urainya.
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta, Doti Windajani mengatakan, Jakarta sendiri memiliki sejarah panjang sebagai sebuah kota global yang terus berkembang dan berusaha untuk dapat menjawab setiap tantangan serta permasalahan yang dihadapi.
“Masih tentang perjalanan Jakarta setelah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, tahun ini kami mengangkat tema Reclaiming Identities sebagai sebuah upaya untuk mendefinisikan kembali identitas kota dan semua potensi didalamnya termasuk arsitektur agar menjadi sebuah gerakan kolektif untuk terus menggerakkan jakarta menjadi kota global yang berkelanjutan," tandasnya.