Kamis, 31 Oktober 2024 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 382
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jasin Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta, Rabu (30/10)
malam, menggelar kegiatan Harmoni Literasi di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat.Kegiatan ini merupakan pelepasan Kepala Dispusip DKI Jakarta, Firmansyah, yang akan memasuki masa purna tugas mulai November besok.
Kepala UPT Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jasin, Diki Lukman Hakim mengatakan, Harmoni Literasi ini berisi rangkaian kegiatan diskusi, bedah dan peluncuran buku, serta pesta rakyat. Kegiatan diikuti jajaran Dispusip DKI Jakarta bersama komunitas seniman dan budayawan di TIM, serta rekan-rekan media balai kota.
"Awalnya inisiasi dari kami, tapi karena berhubung banyak komunitas literasi dan sastra yang ada di sini jadi gabung," katanya.
Menurut Diki, meski hanya menjabat Kadis Pusip selama 20 bulan, namun sosok kepemimpinan Firmansyah banyak mengubah cara pandang publik tentang Dispusip menjadi hal yang menarik.
Dengan waktu singkat, ungkap Diki, Firmansyah mampu mengkespos berbagai potensi Dispusip sehingga lebih dikenal dan dekat dengan publik.
Dicontohkan Diki, jumlah kunjungan Perpustakaan Daerah Jakarta setiap hari berkisar 1.000 orang. Jumlah itu, meningkat pada akhir pekan hingga berkisar lebih dari 3.500 pengunjung.
Dia berharap, meski telah purna tugas Firmansyah masih mau berbagi pengalamannya memimpin Dispusip.
"Saya berharap Pak Firmansyah mau mendokumentasikan kepemimpinan beliau dalam bentuk tulisan agar ke depan bisa diadopsi untuk terus meningkatkan Dispusip," harapnya.
Direktur Eksekutif Jakarta Public Service, Mohamad Syaiful Jihad menilai, sosok Firmansyah sebagai figur yang hangat, bersahaja dan mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Menurutnya, tidak banyak pejabat birokrasi yang memiliki karakter seperti ini.
"Beliau adalah figur yang energik, saya yakin setelah purna tugas masih mau bersilaturahmi dengan semua kalangan," ujarnya.
Sementara,Firmansyah mengungkapkan, selama menjabat Kepala Dispusip DKI Jakarta dirinya fokus pada dua substansi yakni, perpustakaan dan kearsipan.
Untuk perpustakaan, dia konsen pada peningkatan budaya baca dengan mengoptimalkan keberadaan Perpustakaan Jakarta sebagai ruang terbuka dan interaksi masyarakat.
Alhasil, saat ini Perpustakaan Jakarta telah menjadi salah satu entitas wisata dan kerap dijadikan lokasi kegiatan literasi dan pameran oleh sejumlah negara seperti Australia, Qatar, Bahrain dan Kuwait.
Lalu, keberadaan Perpustakaan Jakarta yang juga mengelola PDS HB Jasin menjadikannya benchmarking dan centre point sastra se-Indonesia bahkan dunia.
Menurut Firmansyah, nama besar HB Jasin telah memberi keuntungan untuk lebih mudah menggerakkan seniman, sastrawan dan penyair berkolaborasi serta bersinergi membangun sastra agar terus tumbuh.
Tumbuh kembang literasi, menurut Firmansyah, sangat penting untuk menyiapkan generasi muda menyongsong era persaingan global dan menuju Jakarta Top Global City.
"Selain itu dinamisasi juga penting. Bagaimana kita membuat kegiatan-kegiatan yang memicu dan memacu," imbuhnya.
Sedangkan mengenai Kearsipan, Firmansyah menekankan pentingnya menjadikan arsip sebagai data informasi yang harus sering dinarasikan. Sehingga, seluruh dokumen yang ada di OPD, BUMD dan masyarakat nantinya mampu memberikan informasi rinci perkembangan kota serta masyarakat Jakarta dari zaman ke zaman.
"Saya berpesan jangan pernah lelah berkreasi dan berinovasi. Sehingga dinamisasi literasi dan budaya baca di Jakarta terus bergerak," tandasnya.