Kamis, 13 Agustus 2015 Reporter: Andry Editor: Budhy Tristanto 3143
(Foto: doc)
Fenomena Badai El Nino yang berdampak pada kekeringan berkepanjangan di sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi memicu musibah kebakaran, termasuk di Jakarta.
Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI memetakan wilayah rawan kebakaran serta meningkatkan peran serta dari masyarakat.
"Pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk mengantisipasi ini. Karena terlihat ada salah satu benang merah yang terputus," kata Abdul Chair, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat (Partimas) Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI, Kamis (13/8).
Chair menjelaskan, maksud dari benang merah yang terputus yakni minimnya sosialisasi tatap muka dari para Kepala Sektor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI yang ada di k
ecamatan kepada masyarakat."Harusnya di tingkat sektor sosialisasi, penyuluhan dan simulasi melalui rapat Rapat RT dan RW, PKK, Posyandu dan sekolah ditingkatkan. Hal itu untuk antisipasi dini masuknya fenomena El Nino di DKI," jelasnya.
Ia menyayangkan sikap para pejabat di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan yang ada di lima wilayah kota dan satu kabupaten DKI karena dianggap tidak mampu mendorong Kepala Sektor untuk menggencarkan sosialisasi dan pelatihan ke masyarakat.
"Minimnya sosialisasi ke masyarakat di tingkat Kepala Sektor (Kasektor) ini menjadi tanggung jawab Kepala Suku Dinas (Kasudin)," tuturnya.
Terkait ancaman Badai El Nino, kata Chair, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI terus memonitoring wilayah padat penduduk di Jakarta yang bentuk bangunannya semi permanen.
"Daerah padat penduduk dengan bangunan semi permanen perlu kita awasi, karena berpotensi terdampak gelombang panas badai El Nino," tandasnya.