Rabu, 25 September 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 1910
(Foto: Istimewa)
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melalui Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) menggelar acara puncak Hari Farmasi Sedunia atau World Pharmacists Day 2024, Rabu (25/9).
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Balai Besar POM, Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi, GP Jamu, Perusahaan Kosmetik Indonesia, pemilik jejaring klinik apotek di Jakarta, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
Acara ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran penting farmasis atau apoteker dalam memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif, serta peran mereka dalam mendukung kesehatan masyarakat secara umum.
World Pharmacist Day, yang diperingati setiap tanggal 25 September, merupakan momen penting untuk mengakui dan menghargai kontribusi apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan global.
Tema ‘Farmasis Siap Mendukung Kebutuhan Kesehatan Menuju Jakarta sebagai Kota Global’ dipilih untuk menegaskan komitmen farmasis dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan yang ada dan mendukung berbagai inisiatif kesehatan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih sehat dan maju.
Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyampaikan pentingnya kontribusi farmasis dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Ia menekankan peran farmasis tidak hanya sekadar pengelolaan obat, tetapi juga sebagai agen edukasi yang bisa mencegah timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
"Jakarta sebagai kota global memiliki tantangan yang semakin kompleks. Saat ini, Jakarta berada di peringkat ke-74 dalam Global City Index 2023. Kita harus berinovasi dan menemukan cara untuk meningkatkan peringkat ini hingga masuk dalam 10 besar, seperti kota-kota besar lainnya di dunia," ujar Dwi di Gedung Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat.
Dwi menekankan pentingnya peran semua tenaga kesehatan, termasuk farmasis dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan di Jakarta.
Menurutnya, farmasis maupun apoteker berperan besar dalam mencegah penyakit melalui edukasi masyarakat tentang skrining kesehatan dan pengobatan awal, sebelum mereka harus menjalani konsultasi lebih lanjut.
"Farmasis tidak hanya berperan ketika orang sudah sakit, tetapi harus berkontribusi mencegahnya dengan cara-cara inovatif," ucapnya.
Dwi juga menyoroti pentingnya sinergi antar berbagai sektor, baik pemerintah, industri farmasi, akademisi dan asosiasi profesi, dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang setara dengan kota-kota besar lainnya. Penggunaan media sosial dan teknologi diharapkan dapat dimaksimalkan untuk menyebarluaskan edukasi kesehatan ke masyarakat secara luas.
Pada kesempatan ini, sejumlah inovasi dan teknologi terbaru dalam praktik kefarmasian juga dipresentasikan.
“Diharapkan, inovasi-inovasi tersebut dapat terus berkembang dan direplikasi di berbagai wilayah, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas,” katanya.
Ia menjelaskan, dengan tema ‘Farmasis Siap Mendukung Kebutuhan Jakarta Menuju Kota Global’, peringatan World Pharmacists Day 2024 ini diharapkan menjadi momen penting untuk memperkuat peran farmasis dalam mewujudkan kesehatan global, khususnya di Jakarta.
Dwi optimistis melalui kolaborasi dan komitmen semua pihak, Jakarta dapat mencapai status kota global yang setara dengan kota-kota besar dunia lainnya dalam hal kesehatan masyarakat.
“Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat memfasilitasi kolaborasi antara farmasis maupun apoteker, pemerintah dan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan kesehatan yang lebih baik, serta meningkatkan peran farmasis dalam pembangunan kesehatan kota,” tandasnya.
Sebagai informasi, puncak World Pharmacists Day 2024 di Jakarta diisi dengan serangkaian kegiatan yakni, penyerahan apresiasi kepada tenaga kesehatan kefarmasian jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah berkontribusi memberikan inovasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan di Jakarta, talkshow, penggalangan komitmen, lomba stand up comedy dan lomba clash of champion farmasi.