Jumat, 13 September 2024 Reporter: Tiyo Surya Sakti Editor: Toni Riyanto 725
(Foto: Tiyo Surya Sakti)
Siswa Pecinta Alam (Sispala) DKI Jakarta diedukasi tentang kebencanaan melalui acara diskusi bertajuk "Megatrust dan Mitigasi" di Ruang KI Hajar Dewantara, Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Setiabudi Jakarta Selatan.
Kepala Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ali Muqodas mengatakan, Megatrust belakangan ini ramai dibahas sebagai bentuk early warning untuk bisa disikapi secara baik.
"Dari diskusi dengan narasumber dari BNPB ini saya harapkan para pelajar, termasuk Sispala bisa lebih teredukasi mengenai Megatrust. Kita tidak berharap ini terjadi, tapi kalau terjadi kita harus tahu langkah yang perlu dilakukan," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (13/9)
Ali mengapresiasi Forum Alumni Siswa Pecinta Alam (Fasta) DKI Jakarta yang sudah menginisiasi kegiatan pendakian bersama ke Gunung Gede, Jawa Barat hingga diskusi tentang kebencanaan hari ini.
"Alhamdulillah, kegiatan pendakian bersama berlangsung dengan aman dan lancar," terangnya.
Ia mengingatkan agar kegiatan pendakian gunung bukan hanya untuk bersenang-senang saja. Tapi, harus bisa memaknai dan berbuat nyata untuk mencintai alam.
"Saya yakin banyak hal yang didapatkan dari pendakian gunung kemarin, mulai dari kebersamaan dan saling mengenal dengan pelajar dari sekolah lain hingga menumbuhkan karakter positif, khususnya mencintai alam," ungkapnya.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, Bambang Sura Putra menjelaskan, informasi terkait Megatrust cukup viral, termasuk di media sosial.
"Ini menjadi sebuah pengetahuan yang bagus agar kita semua lebih paham berkaitan dengan kondisi di Indonesia," ucapnya.
Bambang menjelaskan, Indonesia menjadi wilayah cincin api yang memiliki potensi ancaman gempa dan tsunami cukup tinggi. Melalui adanya sosialisasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maka informasi mengenai ancaman dan cara menyikapi Megatrust perlu disampaikan.
"Ini kita perlu juga sampaikan juga kepada teman-teman Sispala sebagai sebuah komponen yang bisa memberikan penjelasan kepada komunitas dan pihak-pihak lain untuk semakin paham dan lebih tahu," bebernya.
Ia menambahkan, BNPB juga memiliki slogan "Kita Jaga Alam Maka Alam Jaga Kita". Untuk itu, sangat penting agar semua dapat mendorong secara terus menerus dan tidak lelah-lelahnya agar dapat melakukan aksi nyata menjaga alam, termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Saya pernah bertugas di BPBD DKI Jakarta, hampir sebagian besar banjir di itu akibat adanya sumbatan-sumbatan sampah pada saluran-saluran. Kita perlu menyiapkan biopori-biopori hingga memperbanyak penanaman pohon," bebernya.
Ia menginginkan agar Sispala DKI Jakarta dapat menjadi agen-agen perubahan, menjadi influencer yang baik.
"Kita semua harus bisa lebih lagi menjaga alam karena tidak sedikit bencana datang karena ulah kita yang merusak alam dan ekosistemnya," tegasnya.
Sementara itu, Komandan Lapangan Pendakian Bersama Ketua Forum Siswa Pecinta Alam (Fasta) DKI Jakarta, Ibnu Hazam mengungkapkan, selain diskusi tentang Megatrust dan mitigasinya, juga dilakukan penyerahan piala kepada pemenang lomba saat pendakian bersama.
"Kita ada lomba Pungut Sampah Terbanyak dan Visual Digital dengan membuat video Reels. Kita juga adakan coaching clinic membuat video dan foto yang baik di alam," tuturnya.
Menurutnya, Megatrust juga berpotensi besar terjadi di Jakarta karena ada beberapa lempengan yang sudah mengalami retakan.
"Terpenting adalah kita harus tahu yang semestinya dilakukan saat terjadi bencana gempa bumi atau tsunami, termasuk para pelajar juga mesti teredukasi tentang penyelamatan diri," tandasnya.