Jumat, 09 Agustus 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 652
(Foto: doc)
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta merilis kondisi terkini inflasi Jakarta. Dari sisi perkembangan harga Jakarta mencatat deflasi -0,06 persen (mtm) pada Juli 2024 setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,12 persen (mtm).
Angka deflasi ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan rerata historisnya dalam tiga tahun terakhir yang mencatatkan inflasi sebesar 0,23 persen (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mengatakan, deflasi Juli 2024 disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas utama seperti, daging ayam ras, cabai merah, tomat, bawang merah, dan bawang putih yang didukung oleh peningkatan pasokan dari wilayah sentra.
Ia menyampaikan, deflasi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan harga cabai rawit disebabkan oleh mulai masuknya periode tanam serta gangguan hama pada beberapa wilayah sentra.
“Peningkatan biaya sekolah SMA dan SMP juga menahan deflasi Jakarta sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru anak sekolah,” ungkap Arlyana, Jumat (9/8).
Arlyana menjelaskan, jika dilihat perkembangan harga terkini dari In
formasi Pangan Jakarta, daging ayam ras mengalami penurunan harga sebesar 2,11 persen (mtm) pada Juli 2024 didukung peningkatan pasokan dan penurunan harga ayam hidup (livebird).Selanjutnya, harga cabai merah mengalami penurunan sebesar 12,64 persen (mtm), didorong oleh peningkatan pasokan dari wilayah sentra. Bawang merah mengalami penurunan harga sebesar 25,13 persen (mtm), didorong oleh periode panen yang sedang berlangsung pada wilayah sentra sehingga meningkatkan pasokan.
“Di sisi lain, komoditas cabai rawit menahan inflasi lebih lanjut dengan mengalami peningkatan harga sebesar 32,08 persen (mtm) disebabkan mulai masuknya periode tanam dan serangan hama di beberapa wilayah sentra,” ucapnya.
Arlyana mengatakan, deflasi Jakarta lebih lanjut pada triwulan II 2024 tertahan oleh inflasi pada kelompok Pendidikan, Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran, serta Kelompok Transportasi.
Ia merinci, Kelompok Pendidikan mencatat inflasi sebesar 0,73 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (0,00 persen, mtm). Inflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh peningkatan uang sekolah SMA dan SMP.
Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran mencatat inflasi sebesar 0,37 persen (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (0,00 persen, mtm).
“Inflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh peningkatan harga makanan jadi seperti ayam goreng dan es,” katanya.
Lebih lanjut, meski tidak setinggi inflasi pada bulan sebelumnya, kelompok Transportasi mencatat inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,43 persen (mtm).
“Inflasi pada kelompok ini didorong oleh masih tingginya biaya operasional maupun nonoperasional dari maskapai penerbangan, antara lain tercermin pada harga Avtur yang masih tinggi,” tandasnya.