Rabu, 07 Agustus 2024 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 557
(Foto: Nurito)
Forum koordinasi pimpinan kota (Forkompimko) Jakarta Timur, Rabu (7/8), membahas soal pencegahan dan penanganan kasus tawuran. Kegiatan yang dikemas dalam program Bincang Seputar Kota ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Pemerintah Kota Jakarta Timur.
Acara ini dibuka Wali Kota Muhammad Anwar dengan narasumber Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Lilipaly, Dandim 0505 /Jakarta Timur, Kolonel Suyikno dan Kajari Jakarta Timur Imran, dengan moderator AKP Sri Yatmini, Kanit PPA Polres Metro Jakarta Timur.
Dialog dengan tema "Menjaga Damai di Timur Jakarta" dihadiri jajaran Sudin Pendidikan, Kesbangpol, TNI, Polri, aparatur kelurahan dan kecamatan, FKDM, pengurus RT/RW, LMK, hingga pelajar dan unsur terkait lainnya.
Menurut Anwar, jajaran Forkopimko telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kasus tawuran di Jakarta Timur, di antaranya melakukan sosialisasi antisipasi tawuran di sekolah, mengaktifkan siskamling dan mendirikan posko di titik rawan tawuran.
Namun, lanjut Anwar, peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk membantu mengatasi kasus tawuran ini.
"Pihak kelurahan dan kecamatan, FKDM, tokoh masyarakat, tokoh agama sangat dibutuhkan untuk mengedukasi soal dampak dari tawuran baik secara agama maupun kenegaraan agar mereka mengerti," papar Anwar
"Jajaran Forkopimko akan terus concern menciptakan iklim kondusif di Jakarta Timur," tegasnya.
Sementara, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Lilipaly menjelaskan, ada dua jenis tawuran yang terjadi selama ini. Yakni tawuran antar masyarakat dan antar gank.
Dalam upaya preventif mengatasi tawuran antar warga, pihaknya membuat jejaring sosial antara aparat penegak hukum dengan ketua RT yang teridentifikasi warganya terlibat tawuran.
"Melalui jejaring sosial ini kita berharap para ketua RT dapat selalu memberikan informasi ke Kepolisian terkait warga yang akan melakukan tawuran," katanya.
Kemudian, mengenai tawuran antar gank agak sulit bagi Kepolisian untuk penanganan. Karena mereka berkomunikasi melalui media sosial untuk mengatur strategi dan perjanjian.
"Kami sudah berupaya melakukan pencegahan dengan melacak dan masuk media sosial mereka maupun akunnya,"ucap Kapolres.
Selain itu, sambung Kapolres, pihaknya juga sudah membangun pos pantau di titik rawan tawuran dan melakukan kerjasama dengan rumah saki untuk koordinasi apabila ada pelaku tawuran yang dirawat.
"Terkadang mereka mengaku menjadi korban begal agar terbebas dari biaya perawatan atau pengobatan," tandasnya.