Jumat, 11 April 2014 Reporter: Nurito Editor: Lopi Kasim 3751
(Foto: doc)
Peristiwa kebakaran kembali terjadi di ibu kota. Kali ini tiga rumah ludes terbakar di Jl Nanas, Gang Melati, RT 01/04 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (11/4). Diduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik dari rumah milik Busro (77). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun kerugian materi ditaksir mencapai Rp 325 juta lebih.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, api pertama kali berkobar dari rumah Busro yang memiliki dua lantai. Diduga kebakaran akibat korsleting listrik dari kamar yang ada di lantai dua. Dalam sekejap api berkobar dan merembet ke atap bangunan. Pemilik rumah sedang berada di lantai bawah.
Sugiono (50), warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung berteriak. Pemilik rumah yang awalnya tak mengetahui pun langsung panik. Mereka berhamburan keluar menyelamatkan diri dan membawa sejumlah barang berharga.
"Api pertama kali dari rumah pak Busro, dari lantai 2 langsung keluar asap tebal dibarengi dengan gumpalan api. Semua panik dan menyelamatkan barang-barang berharganya masing-masing. Sebagian warga juga memadamkan api tapi tidak berhasil karena sumber air minim," ujar Sugiono, Jumat (11/4).
Dalam sekejap, tiga rumah pun langsung ludes terbakar. Masing-masing milik Busro (77), Thamrin (40) dan Mulyadi (45). Dari tiga rumah itu terdapat 14 jiwa yang setiap harinya menempati rumah tersebut.
Kasie Operasi Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Timur, Mulyanto, mengatakan, kebakaran diduga akibat hubungan arus pendek listrik. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun kerugian materi yang diderita korban mencapai Rp 325 juta.
Api baru berhasil dipadamkan sekitar satu jam setelah kejadian. Pemadaman menggunakan 17 unit mobil pemadam. Sulitnya akses menuju lokasi menjadi kendala petugas dalam melakukan pemadaman.
"Banyak portal menuju lokasi jadi kami sangat keuslitan menuju target. Apalagi letaknya di pemukiman padat penduduk dan mobil tak bisa langsung menjangkau, sehingga kami harus menggunakan 8 slang yang disambung-sambung," tandas Mulyanto.