Kamis, 04 Juli 2024 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 744
(Foto: Nurito)
Pemerintah Kota Jakarta Timur terus berupaya menurunkan angka Balita stunting yang saat ini mencapai 778 kasus. Sementara, angka penurunannya baru sekitar 2,5 persen.
Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar menegaskan, untuk penanganan stunting ini pihaknya berusaha merangkul stakeholder untuk ikut berperan aktif, karena masalah ini tidak bisa dilakuakn sendiri oleh pemerintah.
"
Dibutuhkan keterlibatan semua pihak , termasuk akademisi, media massa, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat dan mitra pembangunan lainnya," kata Anwar, Rabu (3/7) kemarin, saat kick off program PMT Balita stunting di Kelurahan Kramat Jati.Hal senada diutarakan Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Herrwin Meifendy. Dia mengatakan, program pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan salah satu upaya percepatan penurunan angka stunting.
"Pada dasarnya pemberian makanan tambahan ini sudah ditentukan RSUD di Jakarta Timur, melalui dokter spesialis anak," kata Herwin,Kamis (4/7).
Diungkapkan Herwin, apabila dalam dua hingga empat pekan pemberian makanan tambahan tidak mempengaruhi tiggi dan berat badan Balita stunting, maka perlu dievaluasi kembali, apakah ada alergi atau gangguan penyerapan. Namun jika ada perubahan perbaikan maka pemberian makanan tambahan diteruskan.
Diharapkan, melalui sinergisitas lintas sektor dan CSR dalam pemberian makanan tambahan dapat membantu menurunkan angka stunting di Jakarta Timur.
Ditegaskan Herwin, pihaknya akan membantu mengawasi kadar kalori pada menu makanan tambahan yang diberikan pada Balita stunting setiap harinya. Kenapa demikian? Karena beda usia Balita, berbeda pula menunya.
"Pemberian makanan tambahan ini paling cepat tiga bulan dan paling lambat enam bulan," tukasnya.