Kamis, 27 Juni 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 521
(Foto: Istimewa)
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) Provinsi DKI Jakarta bersinergi dengan STIE YAI dan Generasi Digital Indonesia (Gradasi) mengadakan kegiatan Seminar Literasi Digital Jakarta SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) ketiga dengan tema ‘Berkarya Positif dengan Artificial Intelligence’.
Kegiatan seminar literasi digital ini tidak hanya diikuti oleh peserta yang hadir di lokasi, melainkan secara daring melalui zoom meeting dan live streaming youtube. Kegiatan ini diikuti 480 peserta daring dari berbagai latar belakang termasuk para difabel yang tergabung dalam Forkesi (Forum Komunikasi Keluarga Anak Spesial Indonesia). Seminar tersebut mengundang Alvidha Septianingrum perwakilan ICT Watch dan Fitr
i Handayani dari Gradasi.Ketua Sub Kelompok Pelayanan Informasi Publik Dinas Kominfotik DKI Jakarta, Harry Sanjaya mengatakan, perkembangan Artificial Intelligence (AI) sangat masif saat ini. Berbagai peranti digital berbasis AI sudah tersebar di internet dan mudah digunakan.
“Namun, peranti AI tersebut kerap disalahgunakan oleh oknum bertanggung jawab. Oleh sebab itu, diadakan seminar ini untuk membekali warga Jakarta agar tidak menyalahgunakan peranti digital berbasis AI,” ungkapnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6).
Harry menyampaikan, sesuai dengan tema yang diusung bahwa penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dihindarkan karena sangat membantu dan memudahkan pekerjaan sehari-hari, baik dalam wilayah sekolah, pekerjaan, hingga berkomunitas.
Menurutnya, pemahaman memanfaatkan AI untuk berkarya positif sangat penting dimiliki oleh warga Jakarta. Dengan begitu, warga Jakarta dapat membuat beragam karya kreatif dengan muatan pesan positif dengan menggunakan kecanggihan AI.
“Memahami etika dalam pemanfaatan AI akan mendorong warga Jakarta untuk terus berkarya positif. Dengan begitu, karya-karya berbasis AI itu akan menyebarkan pesan-pesan positif ke semua orang dan warga Jakarta terhindar dari penggunaan AI dalam perilaku yang melawan hukum,” kata Harry.
Sementara itu, Alvidha menjelaskan, kerja sama ini diharapkan menjadi dampak yang signifikan bagi generasi muda untuk bijak dalam menggunakan AI.
“Dengan mempelajari etika digital kita bisa membangun ruang digital yang aman sehingga meningkatkan kepercayaan dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab,” ucapnya.
Sejalan dengan itu, Fitri Handayani mengungkapkan, AI hanya memberikan rekomendasi namun para user harus tetap waspada dalam penggunaannya.
“Supaya tidak tergerus dan tidak tergantikan oleh teknologi,” tandasnya.