Senin, 20 Mei 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 1606
(Foto: Ilustrasi)
Perluasan QRIS di Jakarta terus berlanjut pada triwulan I 2024. Hal ini tercermin pada volume transaksi, jumlah pelaku usaha dan pengguna QRIS.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta mencatat, volume transaksi QRIS di Jakarta pada triwulan I 2024 sebesar 333,68 juta atau tumbuh 157 persen (yoy). Kondisi ini turut didukung momentum Ramadan dan Idulfitri.
Capain tersebut didorong oleh semakin luasnya pelaku usaha menggunakan QRIS mencapai 5,28 juta atau tumbuh 16 persen (yoy). Akseptasi pengguna QRIS juga terus berlanjut. Tercatat, triwulan I 2024 pengguna QRIS mencapai 5,77 juta atau tumbuh 19 persen (yoy).
“Capaian ini didorong optimalnya user experience melalui penyelenggaraan event dan peningkatan literasi masyarakat. Sebaran QRIS di Jakarta semakin merata dengan capaian pangsa tertinggi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Masih terdapat peluang optimalisasi QRIS di Kepulauan Seribu, utamanya pada kawasan wisata,” ungkap Arlyana Abubakar, Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta, Senin (20/5).
Ia mengatakan, kesiapan digitalisasi Jakarta berdampak positif terhadap pencapaian QRIS, terlihat pada aspek kesiapan digital SDM, indeks literasi digital dan pemanfaatan teknologi.
Menurutnya, kesiapan digital SDM Jakarta (berdasarkan Digital Competitiveness Index) terus meningkat. Indeks literasi digital juga meningkat terutama aspek digital skills dan safety.
Arlyana menjelaskan, pemanfaatan teknologi di Jakarta terus meningkat hampir di seluruh aspek antara lain, kesehatan dan keamanan, mobilitas dan transportasi, aktivitas masyarakat, kesempatan mencari pekerjaan dan pendidikan serta administrasi pemerintah.
“Kesiapan digital ini mendorong Jakarta memiliki pangsa yang signifikan terhadap pencapaian QRIS se-nasional, antara lain pengguna dan pelaku usaha masing-masing 17 persen, serta volume transaksi 34 persen,” katanya.
Arlyana menyampaikan, selain digitalisasi transaksi pemerintah, bansos dan transportasi, QRIS juga diperluas pada sektor utama dan potensial Jakarta yaitu, perdagangan, akmamin, infokom, jasa kesehatan dan jasa pendidikan.
Ia menjelaskan, pada transaksi pemerintah, QRIS telah dimanfaatkan untuk transaksi penerimaan pajak dan retribusi daerah. Rasio QRIS terhadap PAD naik menjadi 0,51 persen pada semester II-2023 dari sebelumnya yang hanya 0,05 persen. Arlyana menilai, kenaikan ini mendorong peningkatan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda menjadi 98,3 persen dari sebelumnya 94,8 persen.
“Penggunaan kanal penerimaan digital Pemda semakin besar atau naik menjadi 38 persen dari total pajak dan retribusi selama tahun 2023,” ucapnya.
Arlyana mengatakan, integrasi moda transportasi Jakarta meningkatkan prospek perluasan QRIS di Jakarta. Beberapa moda transportasi seperti MRT, Transjakarta, LRT, Commuter line dan Grab dapat dipesan dengan tiket terintegrasi pada Jaklingko. Menurutnya, QRIS telah menjadi alternatif pembayaran pada aplikasi tersebut.
Ia menambahkan, MRT dalam tahap berinovasi untuk pengembangan NFC sebagai salah satu metode pembayaran untuk mendorong digitalisasi transportasi ke depan. Digitalisasi perparkiran juga semakin luas, didorong oleh penggunaan Terminal Parkir Elektronik (TPE) dan aplikasi Jakparkir.
“Kedua aplikasi ini telah memanfaatkan mode pembayaran nontunai untuk memesan slot parkir di Jakarta. Digitalisasi transportasi juga berkembang pada moda penyeberangan dan Bus AKAP melalui aplikasi JaketBoat dan JaketBus. Kedua aplikasi tersebut telah menyediakan metode pembayaran secara nontunai,” tandasnya.