DKI Antisipasi Turunnya Kualitas Udara Jelang Kemarau

Selasa, 07 Mei 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 5596

DKI Bersinergi Antisipasi Menurunnya Kualitas Udara Menjelang Musim Kemarau

(Foto: doc)

Jakarta akan memasuki musim kemarau pada Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juni 2024. Hal ini disampaikan Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, Albert Nahas.

Ini agar pemerintah siap untuk mengantipasi situasi

Albert mengatakan, dampak fenomena iklim global juga memiliki pengaruh terhadap PM2.5 yang merupakan salah satu partikel polutan.

“Fenomena iklim global bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2.5. D antaranya El Nino, La Nina dan Dipole Mode Positif/Negatif,” ungkapnya, Selasa (7/5).

Ia menyampaikan, La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina. Salah satu dampaknya, konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

“Bagaimanapun kondisi iklim global yang terjadi dan kualitas udara akan bergantung terhadap sumber emisi di wilayah tersebut,” ucapnya.

Project Manager untuk Clean Air Catalyst dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, Satya Budi Utama menjelaskan, keterlibatan pemangku kepentingan ini merupakan salah satu langkah tepat untuk di level pengambil kebijakan.

“Pemprov DKI belajar dari kejadian tahun lalu. Ini agar pemerintah siap untuk mengantipasi situasi di mana ada pengaruh panjang polusi udara karena panjangnya musim kemarau,” ucap Tomi.

Satya menyampaikan, inisiatif ini bisa mempersiapkan pemangku kepentingan untuk mengupayakan mitigasi dan antisipasi penurunan kualitas udara.

Pemerintah dinilai harus bersinergi dengan berbagai pihak dalam merespons perubahan iklim. Salah satunya bersinergi mengantisipasi polusi dari emisi sektor transportasi.

“Sebenarnya yang kami lakukan sekarang mengupayakan antisipasi pengurangan polusi meskipun sektornya ada transportasi. Ini bukan hanya dikerjakan satu pihak,” terangnya.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya terus mengkaji pengembangan kawasan rendah emisi serta mendorong perubahan atau transisi dari penggunaan kendaraan pribadi ke dalam sistem transportasi umum di Jakarta.

“Ini merujuk pada perilaku di mana individu secara bertahap meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi mereka dan beralih ke transportasi umum,” tandasnya.

BERITA TERKAIT
 41 Kendaraan di Pulau Untung Jawa Diuji Emisi

Puluhan Kendaraan di Pulau Untung Jawa Diuji Emisi

Kamis, 14 Maret 2024 8294

Dinas LH Gelar Diskusi Strategi Pengendalian Kualitas Udara

Dinas LH Gelar Diskusi Strategi Pengendalian Kualitas Udara

Rabu, 17 Januari 2024 11434

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468506

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307241

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285054

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282631

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks