Jumat, 26 April 2024 Reporter: Anita Karyati Editor: Toni Riyanto 3001
(Foto: Anita Karyati)
Kelompok Wanita Tani (KWT) Hijau Daun Pulau Kelapa Dua melakukan kegiatan Jumat Memanen di Taman Hidroponik RW 05, Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara. Dalam kegiatan ini berhasil dipanen dua kilogram cabai dan tujuh kilogram Pakcoy dan Kangkung.
Ketua KWT Hijau Daun Pulau Kelapa Dua, Rosda (50) mengatakan, cabai yang dipanen hari ini ditanam sejak tiga bulan lalu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan warga.
"Sangat bersyukur, akhirnya tanaman cabai kami dapat tumbuh subur dan hasilnya bagus," ujarnya, Jumat (26/4).
Ia merasa senang dan bersyukur dengan adanya bantuan dan pendampingan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Kepulauan Seribu.
"Kami diedukasi terkait teknis penanaman agar hasil panennya bagus. Alhamdulillah, cabai, kangkung, dan pakcoy yang ditanam hasil panennya sangat memuaskan," terangnya.
Ia menambahkan, selain cabai, di kebun seluas 30x10 meter ini juga ditanami berbagai buah dan sayuran, seperti tomat, timun suri, golden melon, bayam merah, sawi, kangkung hingga pakcoy.
"Hasil panen dibagikan secara gratis untuk anggota KWT serta pemenuhan gizi lansia dan balita terindikasi stunting," ungkapnya.
Menurutnya, urban farming akan terus dikembangkan karena sangat penting sebagai upaya menjaga ketahanan dan pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri.
"Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu juga menekankan untuk menjaga ketahanan pangan. Jadi kami juga akan terus melakukan sosialisasi dan mengedukasi warga lainnya," ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu, Rita Sri Lestari menuturkan, urban farming di wilayah Kepulauan Seribu sudah semakin berkembang. Saat ini sudah banyak masyarakat yang sadar untuk menjaga ketahanan pangan, terutama untuk keluarganya.
"Kami bangga sudah banyak kelompok tani yang terus mengembangkan urban farming mereka, salah satunya KWT Hijau Daun," bebernya.
Sudin KPKP Kepulauan Seribu, kata Rita, terus mendukung dan memfasilitasi apabila ada masyarakat yang ingin bercocok tanam.
Ia berharap, program pemerintah untuk mulai memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan dan asupan gizi bisa diterapkan semua masyarakat, khususnya warga di Kepulauan Seribu.
"Kalau kebutuhan di sini bisa kita penuhi secara mandiri pasti harganya lebih murah karena bisa memangkas biaya transportasi. Kami juga akan terus memantau dan melakukan pembinaan terhadap penggiat urban farming," tandasnya.