Sabtu, 06 April 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 13801
(Foto: Istimewa)
Perumda Paljaya siap mendukung program Pemprov DKI Jakarta dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan mewujudkan Jakarta menuju Kota Global (Global City).
Asisten Manajer Hubungan Masyarakat Perumda Paljaya, Syahril mengatakan, isu-isu penting di bidang pengolahan air limbah terkini di DKI Jakarta yang menjadi perhatian di antaranya, Pengelolaan Limbah B3 Medis di Jakarta dan Kolaborasi Sanitasi CSR (Sinergi BUMD).
Syahril menyampaikan, berawal dari pandemi Covid-19, Pemprov DKI Jakarta kewalahan dalam mengelola limbah B3 medis yang membludak di RSUD. Awal 2021, ketika melakukan pembahasan Perda 5/2021 Pemprov DKI Jakarta menambahkan ruang lingkup Perumda Paljaya terkait limbah B3, yang awalnya hanya mengelola limbah air domestik.
“Akhir 2021 disahkan Perda 5/2021 terkait penambahan ruang lingkup usaha Paljaya yaitu Pengelolaan Limbah B3. Pada akhir 2022 turunnya anggaran PMD untuk Paljaya dalam rangka pengelolaan limbah B3 medis,” ungkapnya di acara Ramadan Bersama Media ‘Jalin Ukhuwah Islamiyah, Raih Keberkahan di Bulan Ramadan’ di Green Cafe Krukut, Jalan Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (5/4).
Ia menjelaskan, hal ini menjadikan Perumda Paljaya menjadi satu-satunya instansi pemerintah atau BUMD yang resmi untuk mengolah limbah B3 Medis di Jakarta.
Ia menilai, melalui dukungan dari semua pihak terkait, Paljaya sudah mendapatkan izin Pengangkutan Limbah B3 pada Februari 2023. Hingga saat ini, Perumda Paljaya sudah melayani 15 Puskesmas dan empat RSUD dalam pengolahan limbah B3 Medis.
“Untuk mendukung percepatan layanan pengolahan limbah B3 Medis, Perumda Paljaya akan membangun tempat pengolahan limbah B3 medis di DKI Jakarta dan operasionalnya ditargetkan akan terlaksana di tahun 2025,” kata Syahril.
Terkait Kolaborasi Sanitasi CSR (Sinergi BUMD), ia menilai sanitasi yang layak dan aman adalah kebutuhan dasar yang krusial bagi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Namun, masih banyak yang belum memiliki akses memadai terhadap fasilitas sanitasi yang dimaksud di wilayah Jakarta.
“Maka dari itu Perumda Paljaya telah melakukan analisis dan survei terkait kondisi wilayah-wilayah yang masih banyak mempraktikan Buang air besar sembarangan atau BABS,” katanya.
Syahril menjelaskan, Perumda Paljaya menginisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang sanitasi sebagai bagian dari tanggung jawab sosial. Langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.
“Program CSR ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak dan aman serta memenuhi standar minimum pelayanan (SPM) Pemerintah,” urainya.
Ia berharap, dengan menerapkan konsep One Stop Sanitation masyarakat bisa mendapatkan akses yang lebih mudah untuk melakukan praktik sanitasi yang aman. Kegiatan CSR yang akan dilakukan seperti, revitalisasi tangki septik dan pembangunan MCK umum di wilayah-wilayah masih banyak melalukan BABS.
“Melalui kolaborasi CSR ini, kami ingin menciptakan solusi holistik untuk mengatasi tantangan sanitasi di DKI Jakarta,” tandasnya.