Minggu, 17 Desember 2023 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 7847
(Foto: Nurito)
Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DKI, ikut berpartisipasi membantu Komisi Perlindungan AIDS (KPA) dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Jakarta.
Sinergisitas ini tertuang dalam rapat koordinasi (Rakor) di Aula Gedung Kwarda DKI, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/12).
Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Kwarda Pramuka DKI, Ratiyono mengatakan, rapat koordinasi yang diikuti 50 peserta dari Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting ini merupakan tindak lanjut dari workshop yang dilaksanakan pada 18 November lalu.
Fokusnya, seluruh pengurus kwarda dan kwartir cabang hingga ranting Pramuka ikut mengedukasi masyarakat dalam mengeliminasi stigma dan diskriminasi terhadap orang hidup dengan HIV (ODHA) di wilayah DKI Jakarta.
"Kita konfirmasi ulang apakah mereka sudah melaksanakan rencana tindak lanjutnya atau belum. Tentu kita dukung mereka untuk memudahkan edukasi kepada masyarakat," ujar Rationo.
Menurutnya, kasus HIV AIDS di Jakarta masih cukup tinggi. Sehingga perlu ada upaya penekanan atau meredam dan mencegah terjadinya penularan yang lebih luas lagi.
Sementara, Kepala Bidang Promosi dan Pencegahan KPA DKI Jakarta, Taufik Alief Fuad menambahkan, pihaknya menggandeng Pramuka karena cukup potensial untuk menjadi agen dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat termasuk pelajar dan masyarakat umum.
"Pramuka potensial untuk menjadi agen penyebarluasan informasi. Karena itu mereka perlu diberikan informasi tentang pencegahan penanggulangan HIV AIDS," ujar Taufik
Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini, mereka dapat memberikan informasi seluas luasnya soal HIV di lingkungan masing-masing. Sehingga semakin banyak masyarakat yang mendapatkan informasi tentang pencegahan penanggulangan HIV AIDS.
Dia mengungkapkan, saat ini angka kasus HIV AIDS di DKI kumulatif, sekitar 67.000 namun yang rutin berobat sekitar 40.000. Masih banyak penderita HIV AIDS yang tidak berobat padahal ini penting agar virusnya tidak menular lagi. Berobat bisa dilakukan di Puskesmas Rumah Sakit klinik dan di klinik lapas dan rutan.
"Biasanya penderita tidak berobat karena alasannya sehat. Ada juga yang beralih ke pengobatan lain menggunakan herbal. Kemudian alasan karena sibuk dengan pekerjaan dan lain-lain," pungkasnya.