Rabu, 29 Juli 2015 Reporter: Nurito Editor: Dunih 4058
(Foto: Nurito)
Kemarau panjang berimbas keringnya 13,25 hektare sawah di Jakarta Timur. Namun begitu, sawah petani terbilang masih produktif, karena sawah tadah hujan itu masih menghasilkan beras yang bagus.
Kepala Suku Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Jakarta Timur, Bayu Sarihastuti mengatakan, dari 13,25 hektare areal persawahan yang kekeringan itu di antaranya terdapat di Halim Perdanakusuma sebanyak 11,25 hektare dan di Cakung 2 hektare.
"Namun walau kemarau, setiap hektare sawah itu masih mampu memproduksi beras hingga 7 ton untuk satu kali panen. Dalam setahun, areal sawah itu juga masih mampu panen sampai dua kali," ujarnya, Rabu (29/7).
Sebenarnya ia sudah mengimbau pada kelompok tani untuk tidak bercocok tanam padi di musim panas. Namun, tidak dihiraukan. Terlebih sumber air hanya mengandalkan tadah hujan. Sedangkan pompanisasi yang ada tak menyanggupi untuk pengairan.
Sementara, kekeringan juga terjadi di pemukiman warga di Jakarta Timur. Di antaranya adalah di kawasan Cakung Timur, Ujung Menteng, Pulogebang. Kemudian wilayah Jatinegara, Kramatjati dan sejumlah wilayah lainnya.
Acing (55), warga Jl Otista Raya, Bidara Cina, Jatinegara, mengaku sudah sepekan terakhir ini air tanah di rumahnya berkurang. Akibatnya, ia terpaksa memperdalam sumur air tanahnya agar air yang keluar bisa lebih banyak.
"Sejak dua pekan lalu air sumur mulai berkurang. Terpaksa kita perdalam lagi, dari semula 15 meter menjadi 20 meter. Dengan harapan air akan bertambah," jelasnya.