Senin, 27 Juli 2015 Reporter: Nurito Editor: Dunih 2947
(Foto: Budhy Tristanto)
Musim kemarau berdampak pada keringnya sejumlah lahan pertanian dan kebun di wilayah Jakarta Timur. Namun, hal itu masih dapat diatasi dengan pompanisasi untuk mengairi lahan tersebut.
Kasudin Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Timur, Bayu Sarihastuti mengatakan, kemarau ini memang mulai berdampak adanya kekeringan pada sejumlah wilayah. Di antaranya adalah, lahan pertanian seluas 5 hektare milik institusi yang dipimpinnya di kawasan Cakung. Kemudian lahan perkebunan seluas 3 hektare di cagar budaya buah-buahan di kawasan Condet.
Selain itu, lahan pertanian milik warga dan hutan kota yang tersebar di sejumlah titik juga mengalami kekeringan. Namun, di hutan kota itu terdapat waduk atau kolam buatan yang tersedia air untuk pengairan. Sehingga kekeringan ini tidak begitu berdampak karena pompanisasi bisa diintensifkan.
“Namun kekeringan itu masih dapat kita atasi dengan program pompanisasi. Setiap lahan dipasangi pompa air untuk mengairi tanaman yang ada. Lahan pertanian yang ada di Jakarta Timur kan tidak luas, hanya spot-spot dan itu masih bisa ditangani secara manual dengan cara pompanisasi,” ujar Bayu, Senin (27/7).
Sayangnya sejauh ini, ia belum memetakan wilayah mana saja yang banyak terdapat areal persawahan, perkebunan dan hutan kota. Alasannya, saat penggabungan tugas sudin menjadi satu. Karena itu, pihaknya masih melakukan inventarisir aset-aset yang dimilikinya. Termasuk jumlah pompa yang ada masih diinventarisir.
“Musim kemarau ini, semua wilayah memang rawan kekeringan. Namun, sekali lagi itu masih bisa diantisipasi dan diatasi dengan pompanisasi, yang rutin dilakukan setiap tahunnya,” jelas Bayu.