Senin, 27 Juli 2015 Reporter: Andry Editor: Widodo Bogiarto 8850
(Foto: doc)
Beragam upaya dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk memberdayakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Keluarga (PMKS), khususnya pengidap psikotik atau orang gila yang berada di panti sosial dan jalanan. Salah satunya akan dibangunnya labororatorium psikotik.
"Masalah orang gila di Jakarta selama ini harus kita sikapi. Kita selama ini sulit cari jalan keluar," kata Masrokhan, Kepala Dinas Sosial DKI dalam rapat pimpinan (rapim) di Balaikota, Senin (27/7).
Masrokhan menjelaskan, penyandang psikotik yang ditampung di sejumlah panti sosial berjumlah 5.335 orang. Di Panti Sosial Bina Laras (PSBL), 90 persen psikotik yang ditampung tergolong mengalami kejiwaan berat sehingga tidak dapat mengenali dirinya sendiri dan keluarganya.
"Ini yang agak susah, karena ada yang menderita lebih dari enam tahun. Sehingga kita sulit mencari tempat tinggal mereka," tutur Masrokhan.
Masrokhan mengungkapkan, masalah penanganan orang gila di ibu kota disebabkan karena belum adanya perjanjian nota kesepahaman dengan kota-kota dari daerah penyangga. Imbasnya, tak sedikit dari orang gila tersebut yang dibuang di pinggir kota melalui tol hingga akhirnya sampai di Jakarta.
"Teman-teman kita di daerah penyangga melepas orang gila lewat jalur tol atau pinggiran. Dari yang kita lihat penyandang psikotik yang terlantar ini berjalan kaki berpuluh-puluh kilo lalu ujungnya ke Jakarta. Nanti kita juga yang menjangkau mereka," papar Masrokhan.
Masrokhan mengaku tengah menggagas program "Jakarta Baru Bebas PMKS Psikotik". Dimana dalam program itu orang gila baik di panti maupun yang masih di jalan akan direhabilitasi dalam laboratorium.
Ia mengibaratkan, terapi khusus bagi para orang gila ini seperti halnya perangkat komputer yang akan diinstal ulang. Perilaku menyimpang dalam diri mereka akan disembuhkan dengan bantuan tenaga medis dan psikolog khusus kejiwaan.
"Kita mau menginstal para penyandang psikotik ini seperti komputer. Sikap dan perilaku mereka akan kita arahkan lewat program ini," ujar Masrokhan.