Senin, 27 Juli 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 5142
(Foto: doc)
Kasus tawuran yang melibatkan warga, organisasi masyarakat (ormas) maupun pelajar di wilayah hukum Polda Metro Jaya semakin hari semakin mengkhawatirkan. Bahkan Polda Metro Jaya mencatat sejak Januari hingga Juli 2015 telah terjadi 63 kasus tawuran di Ibu Kota.
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, kasus tawuran paling banyak terjadi di Jakarta Timur sebanyak 26 kasus. Kemudian Jakarta Selatan 13 kasus, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat masing-masing delapan kasus, Jakarta Utara dua kasus. Sementara sisanya berada di daerah sekitar Jakarta seperti Banten, Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Kepala Biro Polda Metro Jaya Kombes Pol Martuani Sormin mengatakan pada tahun ini ada pergeseran kasus tawuran. Sebelumnya kasus tawuran dominan terjadi di Jakarta Pusat. Namun kali ini bergeser ke Jakarta Timur.
"Tahun ini dominan justru di Jakarta Timur. Ada pergeseran, karena sebelumnya dominan ada di Jakarta Pusat," kata Martuani di Balaikota DKI Jakarta, Senin (27/7).
Martuani memuji dengan kesigapan dari walikota bersama dengan Polres Jakarta Pusat untuk menekan angka tawuran. "Tapi pergeseran jumlah tawuran ini jadi tanggung jawab bersama. Di Jakarta Timur ada kompleksitas masalah," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan kasus kejahatan di Jakarta Timur melibatkan anak sekolah. Seperti pelaku perampokan di Taman Mini terdiri dari dua siswa SMP dan 2 siswa SMA.
"Setelah ditanya alasan mereka sederhana, cuma ingin punya handphone android. Ini masalah kita bersama untuk mendidik anak-anak agar tidak terjerumus," tegasnya.