Kamis, 31 Agustus 2023 Reporter: Anita Karyati Editor: Andry 4057
(Foto: Anita Karyati)
Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta menggelar pameran bertajuk Boat Legacy in Indonesia di Museum Kebaharian, Penjaringan, Jakarta Utara.
Pameran yang bekerja sama dengan tim peneliti University of Naples “L’Orientale” Italia dan Pusat Kebudayaan Italian ini berlangsung mulai dari 31 Agustus hingga akhir Desember 2023.
Kepala UP Museum Kebaharian Jakarta, Mis'ari mengatakan, pameran kali ini menampilkan hasil penelitian mengenai warisan pembuatan perahu Indonesia. Pameran ini nantinya dapat melengkapi narasi tambahan yang telah ada di Museum terkait tradisi bahari di tanah air.
"Semoga keberadaan pameran ini dapat melengkapi bahan pelajaran bagi kita semua. Khususnya generasi muda untuk semakin bangga sebagai bangsa bahari," ujarnya, Kamis (31/8).
Ia mengucapkan terima kasih kepada tim penelitian Italia yang telah memamerkan hasil karya penelitian mereka. Pameran tersebut diharapkan akan mendapatkan apresiasi dari masyarakat sebagai sebuah penelitian dan rekonstruksi kapal kuno yang luar biasa.
Selain pembukaan pameran, UP Museum Kebaharian Jakarta juga meluncurkan membership privileges of Museum Friend bagi masyarakat umum. Warga yang ingin menjadi keanggotaan museum dapat mengisi formulir di lahan atau tautan https://forms.gle/4E9kkNNa9FgjUKFd7.
"Pameran ini diharapkan bisa berkelanjutan di tahun berikutnya. Sebab, setiap harinya Museum Kebaharian
ramai pengunjung," katanya.Professor of Indonesian Studies University of Naples “L’Orientale” Italia, Antonia Soriente menambahkan, pameran ini berupaya untuk menjelaskan metodologi yang diterapkan untuk mencatat sisa-sisa perahu arkeologi dan tradisi pembuatan perahu, termasuk eksperimen rekonstruksi digital dan nyata dari perahu kuno dan modern.
"Saya berharap ini dapat membangun kesadaran masyarakat akan warisan budaya maritim bangsa Indonesia yang begitu kaya dan membanggakan," jelasnya.
Antonia juga menjelaskan, pameran ini hasil dari beberapa daerah yang menjadi objek penelitian dan tempat kegiatan pembuatan perahu kayu dan situs arkeologi ditemukan. Antara lain di Tana Beru (Sulawesi Selatan), Lamalera (Lembata, Nusa Tenggara Timur), Punjulharjo (Rembang. Jawa Tengah) dan Jambi (Sumatera).
"Pameran ini memang tidak terlalu besar, tetapi ini merupakan pameran kami yang ketiga. Diharapkan pameran ini bisa semakin luas dan mendunia," harapnya.
Arkeolog Maritim dari Universitas Napoli L’Orientale, Chiara Zazzaro juga turut serta mengucapkan terima kasih kepada Museum Kebaharian karena hasil riset dan penelitian dalam pameran ini dapat diperlihatkan kepada masyarakat luas.
"Tujuan kami ini memang ingin merangsang minat generasi muda akan budaya maritim dan terhadap penelitian di bidang etnografi dan arkeologi maritim," tandasnya.