Jumat, 11 Agustus 2023 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 4326
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara, Jumat (11/8), meluncurkan program satu rekening satu pelajar (kejar) OJK dan program menabung dengan sampah di sekolah Adiwiyata, SMPN 270. Rencananya, program ini akan melibatkan 20 ribu pelajar dari 44 sekolah Adiwiyata di Jakarta Utara.
Wali Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengatakan, program ini merupakan salah satu upaya mengurangi beban sampah warga Jakarta yang setiap harinya mencapai 7.700 hingga 7.800 ton.
"Dibutuhkan kesadaran bersama mengurangi volume sampah, di antaranya dengan cara mengelola," ucap Ali.
Menurut Ali, ada tiga tahap untuk mecapai kesadaran
mengurangi sampah. Pertama dengan pemaksaan melalui regulasi. Selama ini pemerintah telah mengeluarkan beragam regulasi untuk mengatur pengelolaan dan memaksa masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.Lalu tahap kedua adalah kesadaran adanya insentif sampah yang bernilai ekonomis. Kemudian yang terakhir, kesadaran religius, yaitu menyadari menjaga kebersihan dan mengurangi sampah adalah bagian dari ibadah.
"Saat ini tahapannya sudah nilai ekonomis. Siswa dilatih menabung dengan sampah yang memiliki nilai ekonomis," ujarnya.
Upaya penyadaran masyarakat melalui sekolah, menurut Ali, merupakan langkah strategis kepada generasi penerus bangsa.
Dikatakan Ali, langkah penyadaran masyarakat melalui sekolah ini merupakan hal kecil yang dimulai dengan sederhana. Namun, bila dibudayakan secara terus menerus hasilnya akan menjadi massif.
"Mudah-mudahan dari pikiran kecil ini bisa menjadi virus baik dalam menyelesaikan persoalan sampah," tegasnya.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Edy Mulyanto menjelaskan, program itu berkolaborasi dengan BNI. Secara teknis, pihak bank akan menempatkan petugas melakukan penghitungan hasil sampah untuk ditimbang dan hasilnya dikonversi dengan rupiah untuk dicatat menjadi tabungan dalam rekening siswa.
"Siswa di SMPN 270 ini sekitar 630 anak dan 534 di antaranya sudah memiliki rekening. Sisanya dalam proses penyelesaian data," tandasnya.