Jumat, 28 Juli 2023 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Andry 5468
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Menempati rumah di lahan terbatas tidak menghentikan hobi Teguh Wahyudi (47) dan isterinya, Hasri Wardani (46) dalam bercocok tanam.
Di pekarangan dan rooftop rumahnya, warga Jalan Kebon Kacang 46, RT 06/08, Kebon Kacang, Tanah Abang ini sukses memanen beragam jenis tanaman produktif dari hasil urban farming.
Teguh mengaku mulai menggeluti urban farming sejak 2020 lalu saat pekerjaannya lebih banyak dilakukan di rumah. Berbagai jenis tanaman telah berhasil ditanam dan dipanen dari tempat tinggalnya tersebut.
"Sudah dari 2020 saya mulai. Saya telah beberapa kali panen melon madu, anggur, markisa, jambu kristal, cermai, cincau, belimbing dan kedondong,” katanya, Jumat (28/7).
Menurut Teguh, umumnya buah-buahan yang ditanam baru bisa dipanen dalam waktu tiga bulan. Misalnya melon madu yang setiap kali panen bisa mencapai enam kilogram.
"Begitu pula dengan anggur. Saya biasanya panen setiap tiga bulan sekali dengan jumlah lima kilogram," tuturnya.
Berbeda dengan tanaman lainnya, hasil dari panen cincau kerap dimanfaatkan Teguh menjadi minuman olahan.
"Setiap panen, saya juga berbagi dengan warga maupun teman. Mereka juga kami bagikan bibit hasil budi daya," akunya.
Teguh merasa senang, kegiatan urban farming yang digelutinya sudah mulai banyak diikuti warga. Bahkan tak sedikit warga yang datang ke kediamannya untuk belajar urban farming.
"Rencananya saya dan istri akan budi daya sayuran hidroponik seperti kangkung, sawi dan bayam supaya makin banyak warga yang merasakan manfaatnya," ucapnya.
Ia berharap, warga bisa ikut menggeluti urban farming. Sebab selain mampu menambah pendapatan, urban farming juga membuat kondisi lingkungan menjadi asri dan sejuk.
“Semoga semakin banyak warga yang turut serta menjaga ketahanan pangan dengan urban farming," tandasnya.