Senin, 10 Juli 2023 Reporter: Anita Karyati Editor: Toni Riyanto 3596
(Foto: Anita Karyati)
Kepulauan Seribu memang dikenal sebagai tujuan wisata bagi warga Jakarta dan sekitarnya, dimana tiap akhir pekan dan hari libur kerap ramai dikunjungi wisatawan. Namun disamping itu, Kepulauan Seribu juga memiliki potensi unggulan lainnya yakni sektor kelautan, mulai dari perikanan hingga budi daya rumput laut.
Kepulauan Seribu pun dikenal sebagai salah satu daerah penghasil komoditas rumput laut dengan kualitas bagus di Indonesia. Salah satu pengembang rumput laut di Pulau Tidung, Dahlan membenarkan budi daya rumput laut di Kepulauan Seribu sudah ada sejak tahun 1990-an.
Beberapa tahun terakhir, sebelum Jakarta dilanda pandemi COVID-19, Dahlan berhasil menemukan bibit rumput laut dari perairan Kepulauan Seribu Selatan. Kemudian, berinisiatif untuk memulai kembali mengembangkan rumput laut di perairan Pulau Tidung, dengan kesabarannya bibit rumput laut berhasil tumbuh dengan bagus.
"Sejak lima tahun terakhir, Pulau Tidung memiliki kebun rumput laut. Dengan tumbuhnya rumput laut ini menjadi perhatian pemerintah melalui Sudin KPKP untuk mulai menggencarkan budi daya. Akhirnya, kita sama-sama untuk mulai mengembangkan lebih luas lagi," kata Dahlan, Senin (10/7).
Menurut Dahlan yang juga sebagai ketua kelompok budi daya ikan (Pokdakan) Tidung Sejahtera, budi daya rumput laut sangat mudah dilakukan oleh siapa pun. Namun, untuk produksinya sangat bergantung kepada kualitas perairan di wilayah tersebut. Beruntung, kualitas perairan di Kepulauan Seribu masih cukup bagus.
"Budi daya rumput laut ini, tidak sulit tetapi juga tidak mudah karena tidak ada pupuk dan faktor cuaca pun mempengaruhi tumbuhnya. Kalau ketuaan rumput laut ini bisa rontok, jadi kita jadwalkan setiap dua bulan segera di panen. Untuk pembibitannya sendiri sekitar 30 hari," terangnya.
Dahlan menyampaikan, di lahan perairan seluas 20 meter persegi dirinya melakukan budi daya rumput laut jenis Eucheuma Cottoni. Rumput laut jenis ini memiliki banyak manfaat. Bahkan, kerap dijadikan konsumsi oleh Ibu-ibu setempat.
"Satu kali panen kita bisa capai satu ton, kalau lagi jelek mungkin hanya empat hingga lima kuintal saja. Rumput laut ini biasa kita jual secara basah dan kering. Harga yang ditawarkan berbeda-beda, mulai dari Rp 12-60 ribu perkilogram," ucapnya.
Ia menjelaskan, pada tahun 2022 lalu, dirinya berhasil menjual 8,7 ton rumput laut basah, 325 kuintal kering asin dan 175 kuintal kering tawar. Untuk omset yang ia peroleh satu kali panen dapat mencapai Rp 5-10 juta, bahkan lebih. Diperkirakan, dalam satu tahun bisa mencapai puluhan juta.
"Keuntungan ini tidak saya rasakan sendiri, namun juga dirasakan bersama 13 anggota Pokdakan lain yang membudidayakan rumput laut. Istri kami juga memproduksi olahan rumput laut menjadi manisan atau lainnya yang dijual kembali untuk menambah pendapatan keluarga," tandasnya