Sabtu, 13 Mei 2023 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 1292
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur berkomitmen menurunkan angka stunting di tengah masyarakat. Ditargetkan, penurunan angka Balita stunting maksimal tercapai dalam waktu enam bukan ke depan.
Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar mengatakan, pengentasan stunting di tengah masyarakat merupakan persoalan yang harus dihadapi seluruh elemen masayarakat, bukan cuma dokter dan jajaran Puskesmas.
"Saat ini angka prevelensinya 14,4 persen. Naik satu persen dari tahun sebelumnya sebesar 13,4 persen," katanya, Jumat (12/5).
Diduga Anwar, peningkatan angka prevelensi penderita stunting dipicu pandemi COVID-19 yang baru saja mereda. Sebagai tindaklanjut, Anwar berharap seluruh jajarannya berupaya melakukan penanganan secara menyeluruh.
Secara teknis, jajaran Puskesmas dimintanya menjadi leading sector penyusunan program dan penanganan medis. Kemudian, jajaran kelurahan segera membentuk Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) untuk mendukung program pengentasan yang dirumuskan.
Diharapkan Anwar, TPPS tingkat kelurahan bisa memaksimalkan peran kader PKK, Dasa Wisma, kader posyandu dan seluruh potensi yang ada untuk mensukseskan pengentasan stunting di wilayah masing-masing.
Sedangkan TPPS tingkat kota menginventarisir program kegiatan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang bisa mendukung pengentasan stunting.
Untuk jajaran aparat sipil negara (ASN) di setiap kecamatan, Anwar meminta menjadi bapak asuh bagi anak stunting. Lalu Anwar juga meminta percepatan kelurahan bebas buang air besar sembarangan (BABS).
Sesuai target yang telah ditetapkan, Anwar meminta seluruh kelurahan setiap bulan bisa mendeklarasikan dua RW di wilayahnya menjadi kawasan bebas BABS. Untuk itu, setiap kelurahan mesti mampu berinovasi dan melibatkan CSR membangun IPAL komunal sebagai solusi.
"Kita berharap dalam enam bulan hasilnya sudah terlihat. Paling tidak kita bisa mengentaskan hingga setengahnya lah," tegasnya.
Sementara Plt Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Lysbeth Regina Pandjaitan mengungkapkan, stunting adalah situasi mal nutrisi yang berlangsung cukup lama sehingga memicu tumbuh kembang tinggi anak tidak maksimal.
Menurut Lysbeth, terdapat berbagai macam penyebab anak mengalami mal nutrisi, mulai dari asupan gizi dan nutrisi tidak memadai, hingga dipicu penyakit bawaan.
Faktor penyakit bawaan di antaranya bisa disebabkan diare akibat bakteri ecoli yang berasal dari kotoran manusia. Selain sanitasi, Lysbeth juga mengingatkan pentingnya air minum yang dikonsumsi bebas ecoli.
"Saat ini 23,1 persen wilayah di Jakarta Timur sudah bebas BABS. Tapi kita harus memastikan air isi ulang harus dimasak lagi agar tidak tercemar ecoli," tandasnya.