Jumat, 28 April 2023 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 2754
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Bank DKI terus melanjutkan tren positifnya. Tercatat, sampai dengan Kuartal I (Q1) 2023, kredit Bank DKI meningkat sebesar 24,68 persen menjadi Rp 48,37 triliun pada Maret 2023, dari Rp38,80 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hal ini mendorong peningkatan aset 12,38 persen dari Rp 71,13 triliun pada Maret 2022 menjadi Rp 79,93 triliun pada Maret 2023. Sedangkan laba bersih Bank DKI naik 17,77 persen menjadi Rp 233,20 miliar pada Maret 2023 dibanding Rp 198,01 miliar di Maret 2022.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi ke arah digitalisasi secara konsisten.
”Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimistis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 di atas lima persen," ujar Fidri, Jumat (28/4).
Fidri menyampaikan, penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) dibanding periode Q1 2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38 persen menjadi Rp1,06 triliun pada Maret 2023 dari Rp 595,08 miliar di Q1 2022.
Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35 persen menjadi Rp 2,69 triliun pada Maret 2023 dari Rp 1,74 triliun di Q1 2022. Kredit konsumer tumbuh 14,16 persen menjadi Rp 20,54 triliun pada Maret 2023 dari Rp17,99 triliun di Q1 2022.
Kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14 persen menjadi Rp 1,44 triliun pada Maret 2023 dari Rp 981,40 miliar di Maret 2022. Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,51 persen menjadi Rp 16,23 triliun pada Maret 2023 dari Rp 13,93 triliun di Maret 2022. Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80,07 persen, dari Rp3,55 triliun di Maret 2022 menjadi Rp 6,39 triliun pada Maret 2023.
Fidri menjelaskan, Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit yang dilakukan. Tercermin dari rasio nonperforming loan (NPL) sebesar 1,88 persen pada Maret 2023 dari sebelumnya 3,05 persen di Maret 2022.
“Selain itu Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95 persen, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur,” kata Fidri.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto merinci, pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp 233,20 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17 persen dari Rp 1,12 triliun di Maret 2022 menjadi Rp 1,31 triliun pada Maret 2023.
Menurutnya, kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti, surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau Bank lain.
“Selain itu fee based income meningkat sebesar 28,12 persen menjadi Rp 149,15 miliar pada Maret 2023 dari Rp 116,42 miliar pada periode yang sama di tahun lalu,” ungkap Romy.
Romy menjelaskan, kinerja dana pihak ketiga (DPK) ikut tumbuh 16,27 persen dari Rp 57,74 triliun di Maret 2022 menjadi Rp 67,13 triliun pada Maret 2023. Sedangkan Loan to deposit ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72,06 persen pada Maret 2023 dari 66,29 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya. ROE terjaga di 9,73 persen naik dari 8,52 persen, ROA menjadi 1,53 persen naik dari 1,48 persen, dan BOPO terjaga di 78,24 persen yang sama dengan periode tahun sebelumnya.
“Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding periode Q1 tahun 2022,” ucap Romy.
Romy menambahkan, kinerja Unit Usaha Syariah Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang memadai sampai dengan Maret 2023. Penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 12,56 persen dari Rp 6,35 triliun pada Maret 2022 menjadi sebesar Rp 7,15 triliun pada Maret 2023.
“Sedangkan penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,31 persen menjadi sebesar Rp 8,10 triliun pada Maret 2023, dari Rp 6,47 triliun di Maret 2022,” tandas Romy.